JAKARTA: PT Kalbe Farma Tbk berencana memecah nilai nominal saham (stock split) dengan rasio 1:5.Direktur merangkap Sekretaris Perusahaan Kalbe Farma Vidjongtius menerangkan stock split dilaksanakan dalam rangka meningkatkan perdagangan saham perseroan agar lebih terjangkau bagi investor ritel."Saham perseroan menjadi lebih atraktif terutama bagi investor ritel sehingga perseroan dapat memperluas basis investor terutama ritel," katanya dalam keterbukaan informasi, sore ini 8 Mei 2012.Pascaaksi stock split tersebut, jelasnya, nilai nominal saham emiten farmasi itu bakal turun menjadi Rp10 per lembar dari sebelumnya Rp50 per lembar.Sementara itu, sambungnya, jumlah saham perseroan akan bertambah menjadi 50,78 miliar saham dari sebelumnya hanya 10,17 miliar saham.Pada perdagangan kemarin, harga saham emiten berkode KLBF itu naik 25 poin atau 0,63% pada level Rp4.000 per saham. Harga tersebut membentuk kapitalisasi pasarnya sebesar Rp40,62 triliun.Tahun ini, perseroan menyiapkan dana sekitar Rp5 triliun untuk mendukung rencana akuisisi sejumlah perusahaan nutrisi dan kesehatan konsumen baik di dalam negeri maupun di luar negeri."Kalbe sedang prioritaskan pertumbuhan anorganik. Kas yang ada bisa digunakan untuk M&A [merger and acquisition], treasury stock yang ada juga bisa dijual untuk membiaya M&A," kata Investor Relations Kalbe Farma Joyce V. Handajani, belum lama ini.Menurutnya, saat ini perseroan sedang melakukan uji tuntas (due diligence) terhadap beberapa perusahaan di dalam negeri dan luar negeri. Akan tetapi, Joyce masih enggan membeberkan detil perihal jumlah perusahaan yang akan diakuisisi tersebut."Kami cari perusahaan yang strategis dan sudah berdiri lama. Due diligence dilakukan di Asia a.l. Filipina, Vietnam, dan Malaysia," tambah Managing Director Kalbe Farma Ongkie Tedjasurja.Dalam akuisisi tersebut, Ongkie menjelaskan perseroan mengincar kepemilikan mayoritas agar dapat dikonsolidasikan dalam laporan keuangan emiten berkode KLBF itu. "Kami targetkan beberapa dari yang sedang di due diligence saat ini bisa selesai pada tahun ini,"Vidjongtius sebelumnya mengatakan strategi anorganik dilakukan seiring masih tingginya potensi pertumbuhan belanja kesehatan di Indonesia yang saat ini baru 2,5% dari total PDB, jauh di bawah Singapura dan Malaysia.Perseroan yang memutuskan go public pada 1991 itu mengincar pertumbuhan penjualan sebesar 18%-20% menjadi Rp12,88 triliun-Rp13,45 triliun dan pertumbuhan laba bersih 10%-15% menjadi Rp1,63 triliun-Rp1,7 triliun hingga akhir tahun ini.Per 31 Maret 2012, perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp403,3 miliar, naik 27,7% dari Rp315,92 miliar pada periode yang sama 2011.Sejalan dengan itu, laba bersih per saham juga meningkat 27,7% menjadi Rp43 per saham dari Rp34 per saham pada periode yang sama 2011.Kenaikan keuntungan tersebut ditopang oleh realisasi penjualan bersih sebesar Rp3,01 triliun, naik 27,7% dari Rp2,35 triliun pada periode yang sama 2011.Untuk tahun buku 2011, perseroan berencana membagikan dividen sebesar Rp740 miliar atau setara dengan 50% dari total laba bersih 2011 sebesar Rp1,48 triliun.Jika merujuk pada jumlah saham beredar perseroan yang mencapai 10,15 miliar unit saham, pembayaran dividen tersebut setara dengan Rp146 per saham.Angka dividen 2011 itu naik 12,8% dari dividen tahun buku 2010 sebesar Rp656,25 miliar. (faa)
+ JANGAN LEWATKAN ARTIKEL BERIKUT:
> Wah, Airport Baru akan Dibangun di KARAWANG
> AWAS, Kecanduan VIDEO PORNO bisa bikin rusak OTAK!
> CEO YAHOO pun dituduh bikin CV palsu, mengaku lulusan komputer