JAKARTA: Laba bersih PT Indofarma Tbk pada kuartal pertama 2012 tergerus oleh beban pajak penghasilan sehingga hanya menyisakan Rp140,19 juta.
Kendati demikian, angka tersebut sudah cukup lumayan jika dibandingkan dengan periode yang sama 2011 yang menderita rugi bersih sebesar Rp19,99 miliar.
Kinerja laba positif yang dicatatkan oleh BUMN farmasi tersebut merupakan yang pertama kalinya sejak 10 tahun terakhir.
Dengan pertumbuhan positif tersebut, margin laba bersih perseroan juga naik menjadi 0,08% dari sebelumnya -16,82%.
Pada periode tersebut, perseroan yang dipimpin oleh Djakfarudin Junus itu membukukan pertumbuhan penjualan bersih sebesar 42,01% menjadi Rp168,82 miliar dari Rp118,88 miliar pada periode yang sama 2011.
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi perseroan per 31 Maret 2012 yang dirilis akhir pekan lalu, tipisnya keuntungan yang diperoleh emiten berkode INAF itu disebabkan oleh kenaikan beban pokok penjualan dan beban PPh.
Beban pokok penjualan perseroan dilaporkan naik 27,69% menjadi Rp98,4 miliar dari Rp77,06 miliar pada periode yang sama 2011.
Sementara itu, laba sebelum pajak perseroan dilaporkan sebesar Rp1,84 miliar dari periode yang sama 2011 yang mencetak rugi sebelum pajak Rp26,47 miliar.
Pada periode Januari-Maret, beban pajak penghasilan perseroan dilaporkan mencapai Rp1,69 triliun yang kemudian menggerus laba bersih perseroan menjadi Rp140,19 juta.
Presiden Direktur Indofarma Djakfarudin Junus sebelumnya mengatakan keberhasilan perseroan mencetak laba pada kuartal I/2012 tersebut dipicu oleh perubahan strategi perdagangan yang dijalankan perseroan.
"Komitmen kami saat ini adalah memperbesar trading reguler alias non tender," katanya.
Dengan stretegi trading reguler, jelasnya, penjualan produk obat-obatan perseroan tidak lagi bergantung pada tender-tender yang berasal dari pemerintah. "Dengan adanya trading reguler, penjualan bisa langsung ke unit di luar pemerintah seperti apotik, klinik, dan rumah sakit," jelasnya.
Direktur Keuangan dan SDM Indofarma John Sebayang mengatakan laba bersih biasanya baru dicetak oleh perseroan pada kuartal ketiga setiap tahunnya. "Meski kecil, angka [laba] segitu sudah bagus banget dari yang biasanya rugi," katanya.
Pada kuartal kedua ini, dia memperkirakan penjualan bersih perseroan akan tumbuh di atas 20% dari kinerja pada periode yang sama 2011 sebesar Rp323,86 miliar.
"Kalau tendernya banyak masuk, bisa lebih dari itu pertumbuhannya," ujarnya.
Hingga akhir 2012, John memperkirakan realisasi penjualan mencapai Rp1,4 triliun dan laba bersih sebesar Rp74 miliar. "Net marginnya sekitar 5% dari saat ini 3% sementara HPP [harga pokok penjualan] ditargetkan 67,8% dari tahun lalu 75%," tuturnya. (Bsi)
+ JANGAN LEWATKAN ARTIKEL BERIKUT:
> Berkat ERTIGA, Indomobil Investasi Besar-Besaran
> AWAS, Kecanduan VIDEO PORNO bisa bikin rusak OTAK!
> CEO YAHOO pun dituduh bikin CV palsu, mengaku lulusan komputer