JAKARTA: PT Bursa Efek Indonesia menargetkan 560.000 investor bisa meramaikan perdagangan saham di pasar modal Indonesia tahun ini.
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia Friderica Widyasari menyebut tahun ini BEI menargetkan 200.000 investor baru bisa ikut menyemarakkan lantai bursa.
“Sebetulnya pada 2009 jumlah investor sudah di atas 350.000, tapi kemudian KSEI menghapus dormant account [rekening yang tidak ada dana dan efek di dalamnya]. Hingga Maret, jumlah investor untuk saham sudah mencapai 400.00 lagi,” ujarnya selepas membuka acara Investor Day di Jakarta hari ini, Rabu 5 Mei 2012.
Friderica menambahkan jika ditambah dengan pemodal untuk reksadana, sukuk, dan obligasi maka jumlah investor domestik menyentuh angka 1 juta orang. Dia optimistik akhir tahun ini jumlah tersebut bisa bertambah dua kali lipat.
Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, jumlah investor yang memiliki sub rekening efek di pasar modal Indonesia hingga akhir Desember 2011 mencapai 365.687 orang. Dengan kata lain, selama tiga bulan pertama tahun ini, jumlah pemodal domestik hanya bertambah sekitar 30.000 orang.
Adapun, total transaksi yang dilakukan pemodal dalam negeri di pasar saham hingga akhir tahun lalu mencapai Rp823,32 triliun. Jumlah tersebut setara dengan 40% dari total transaksi, dan masih berada di bawah nilai transaksi pemodal asing yang mencapai Rp1.235,04 triliun.
Peningkatan jumlah investor menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan BEI. Sebelumnya, Komisaris Utama Bursa Efek Indonesia menyebut bahwa direksi baru BEI harus mampu meningkatkan jumlah investor di pasar modal Indonesia.
"Salah satunya [yang harus diperhatikan] tentang strategi menambah jumlah investor pasar modal yang masih cukup terbatas," ujarnya belum lama ini.
Sosialisasi
Menyiasati masih minimnya pemodal dalam negeri, BEI terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Friderica menyebut BEI akan lebih fokus untuk menggarap potensi yang tersimpan pada investor ritel dibandingkan dengan investor institusi.
“Orientasi kami lebih ke ritel, karena kalau institusi tidak perlu diajarin sudah tahu. Investor ritel ini yang mesti kami ajarin, kita gaet, kita didik supaya mereka jadi investor yang pintar,” imbuhnya.
Selain pertumbuhan jumlah investor yang masih terbatas, pemodal yang ada pun masih terkonsentrasi di pulau Jawa. Sejalan dengan desentralisasi ekonomi, Friderica menyebut BEI akan terus menggarap potensi investor yang berada di daerah Timur Indonesia.
“Memang masih di pula Jawa [konsentrasi pemodal], tapi kita fokus ke luar Jawa juga dengan adanya desentralisasi. Kita punya 17 kantor cabang, bahkan kita mau buka di Papua. Memang yang berkembang di tengah dan barat, tapi timur juga sedang kita galakkan,” tandasnya. (sut)
BACA JUGA ARTIKEL MENARIK INI: