Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PASAR OBLIGASI: Inflasi April picu koreksi harga

JAKARTA: Pengumuman inflasi April 2012 yang berada di atas ekspektasi pasar memicu koreksi harga di pasar obligasi.Sekretaris Perusahaan Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Tumpal Sihombing melaporkan sentimen inflasi April telah mendorong koreksi harga

JAKARTA: Pengumuman inflasi April 2012 yang berada di atas ekspektasi pasar memicu koreksi harga di pasar obligasi.Sekretaris Perusahaan Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Tumpal Sihombing melaporkan sentimen inflasi April telah mendorong koreksi harga surat utang negara (SUN) sehingga memicu kenaikan tipis yield di tenor panjang pada perdagangan sesi pagi."Yield tenor pendek dan menengah tampak turun –5,8 bps dan –0,1 bps sedangkan yield di tenor panjang tercatat naik tipis +0,6 bps," katanya dalam laporan tengah hari pada siang ini, Selasa, 1 Mei 2012.Dia menjelaskan naiknya yield di tenor panjang tersebut diikuti oleh terkoreksinya harga SUN seri acuan (benchmark) tenor panjang seperti FR0061, FR0059, dan FR0058. "Ketiga seri pada siang ini terkoreksi 3,5-32,7 bps," ujarnya.Koreksi tersebut, sambungnya, juga mendorong koreksi indeks harga bersih (clean price) sebesar –0,02% pada level 131,307 dari sebelumnya 131,335.Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi April sebesar 0,21% mom, lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi Maret yang hanya 0,07% mom. Dengan demikian, inflasi tahunan pada April 2012 mencapai 4,5% yoy dan tingkat inflasi periode Januari-April 2012 mencapai 1,09% ytd."Tingkat inflasi April yang mencapai 4,50% yoy tercatat lebih tinggi dari survei analis yang dilakukan Bloomberg yang memperkirakan tingkat inflasi April akan berada pada level 4,46% yoy," jelas Tumpal.Menurutnya, pasar berspekulasi bahwa ketidakpastian terkait kebijakan harga BBM telah mendorong kenaikan ekspektasi inflasi. "Kenaikan tingkat inflasi yang lebih tinggi ketimbang prediksi pasar juga telah mendorong pelemahan rupiah pada siang ini," tambahnya.Hingga pukul 09.55 WIB, terangnya, rupiah berada pada posisi Rp9.184 per dollar AS dari level Rp9.177 per dollar AS pada penutupan kemarin."Sementara itu, sentimen negatif lainnya datang dari pasar global yang mana perekonomian Spanyol bergerak lebih lambat dari perkiraan pada kuartal I/2012," ujarnya.PDB Spanyol jatuh ke level 0,3% sama dengan kondisi 3 bulan sebelumnya. Ekonomi Spanyol dinilai memasuki resesi kedua sejak 2009. (ra)

 

>BACA JUGA

IHSG berbalik turun jeda siang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper