Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks berpeluang menguat

JAKARTA: Indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi masih menguat di kisaran level 3.800 dengan saham-saham sektor keuangan dan komoditas yang akan menaikkan indeks.Kepala Analis Teknikal PT Batavia Prosperindo Securities Billy Budiman mengatakan

JAKARTA: Indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi masih menguat di kisaran level 3.800 dengan saham-saham sektor keuangan dan komoditas yang akan menaikkan indeks.Kepala Analis Teknikal PT Batavia Prosperindo Securities Billy Budiman mengatakan indeks saham masih mengikuti pergerakan bursa global dan berfluktuasi di kisaran 3.780-3.830. "Saham pilihan di sektor komoditas dan perbankan," katanya kepada Bisnis, kemarin.Selain itu, penguatan indeks saham masih didukung investor lokal. Terlihat dari aliran dana asing yang keluar atau transaksi jual bersih (net foreign sell) pada perdagangan kemarin.Investor harus mencermati sentimen negatif dari Uni Eropa yang akan berlanjut. Moody's diperkirakan menurunkan peringkat Yunani menjadi default. "Tampaknya komoditas tetap menjadi pilihan spekulasi investasi jangka pendek," katanya.Harga metal terus naik termasuk emas, perak, tembaga dan zinc, dan komoditas berbasis energi. "Kenaikan harga komoditas ini mestinya menguntungkan pasar Asia tetapi justru tertekan kemarin," katanya.Kemarin, IHSG berhasil rebound. Membaiknya bursa AS setelah terkoreksi selama beberapa hari sebelumnya mulai berbalik arah. Tercatat indeks menguat 0,92% ke level 3.814,82. Sementara indeks BISNIS-27 terangkat 1,15% ke level 330,96.Naiknya bursa AS tidak terlepas dari keputusan The Fed sebelumnya yang tetap mempertahankan stimulus quantitatie easing II yang diluncurkannya hingga Juni Mendatang. Walau kebijakan tersebut mendepresiasi nilai dolar dan menyebabkan kenaikan inflasi, inflasi yang terjadi masih dalam batas toleransi. Meski begitu JP Morgan Chase & Co tetap menurunkan perkiraan ekonomi AS kuartal II/2010 menjadi 2,5% (yoy) dari sebelumnya 3%.Kinerja positif emiten domestik mampu menahan koreksi IHSG yang terjadi sebelumnya. Di sisi lain, kebijakan BI untuk tidak mengubah level BI rate mampu mengendalikan inflasi. Namun tetap perlu diwaspadai tekanan yang berasal dari bursa regional setelah Jepang untuk kali pertama, dalam 31 tahun terakhir, pada April lalu mengalami defisit perdagangan. Gempa tsunami beberapa waktu lalu cukup memberikan tekanan terhadap Jepang dan berhasil menurunkan tingkat ekspor Jepang sebesar 12,5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Mursito

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper