KUALA LUMPUR: Minyak mendekati level terendah dalam sepekan di New York setelah laporan International Energy Agency mengenai banyaknya pasok, khususnya di AS, negara pengguna minyak terbesar di dunia.
Kontrak berjangka turun 0,2% kemarin setelah lembaga yang berkantor di Paris itu melaporkan persediaan di sebagian besar negara maju relatif aman. Cadangan di regional Amerika Utara lebih tinggi 3,2% dari rata-rata 5 tahun.Minyak berjangka untuk Februari berada pada U$$91,17 per barel, turun US$0,21, di perdagangan elektronik New York Mercantile Exchange pada pukul 10:08 a.m. waktu Sydney. Kemarin, kontrak ini turun US$0,16 berakhir pada US$91,38, terendah sejak 11 Januari. Sepanjang tahun lalu harga minyak naik 17%.Sekjen OPEC Abdalla El-Badri mengatakan pergerakan minyak didorong oleh faktor teknis seperti gangguan jaringan pipa di Alaska, ladang minyak di North Sea, dan melemahnya dolar AS. "Tidak benar jika ada asumsi yang mengatakan pasar diperketat. Kenyataannya, cadangan masih di atas rata-rata 5 tahun dan mampu menutup kebutuhan dalam 60 hari," katanya dalam situs lembaga itu.Royal Dutch Shell Plc melaporkan empat kilang minyak di North Sea Brent sudah ditutup pada 15 Januari.Estimasi dari 15 analis menyebutkan cadangan minyak diprediksi turun 1 juta barel dari 333,1 juta pekan lalu. Semenatara Departemen Energi akan mengeluarkan angka itu besok. IEA menaikkan proyeksi permintaan minyak global tahun ini. Permintaan juga naik sebesar 1,4 juta barel per hari menjadi 89,1 juta.(yn)