Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah menilai kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar yang betah pada kisaran Rp14.000 dalam sepekan terakhir belum menjadi akhir dari titik fundamentalnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, nilai tukar rupiah masih akan terus bergoyang. Sebab, kondisi masih fluktuatif.
Artinya hal itu belum merupakan indikasi ekuilibrium baru.
"Jangan anggap ini sudah final masih akan jalan, apalagi global masih sibuk urusan politik bukan perang dagang lagi," katanya, Rabu (23/5/2018) malam.
Darmin menilai bukan tidak mungkin rupiah bisa bergerak kembali meski tidak akan banyak. Kesimpulannya, saat ini bukan ekulibrium dari rupiah.
Adapun, nilai tukar rupiah menyentuh level terlemah baru sejak Oktober 2015 pada akhir perdagangan Rabu (23/5/2018). Rupiah ditutup melemah 0,47% atau 67 poin pada level Rp14.209 per dolar AS.
Padahal mata uang garuda berhasil rebound dan ditutup menguat 48 poin atau 0,34% di Rp14.142 pada perdagangan Selasa (22/5/2018).
Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau menguat 0,24% atau 0,226 poin ke level 93,835 pada pukul 17.27 WIB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel