Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stok Bensin Melonjak Tak Terduga, WTI Melemah

West Texas Intermediate untuk pengiriman Januari diperdagangkan pada US$57,46 per barel pada pukul 16.43 waktu AS. setelah menetap level US$57,62 per barel di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan sekitar 31% di bawah volume rata-rata 100 hari terakhir.
Minyak West Texas Intermediate/Reuters
Minyak West Texas Intermediate/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah mampu berakhir menguat pada akhir perdagangan Selasa (5/12). Namun harga minyak AS kemudian tergelincir ke zona merah pada perdagangan pagi ini menyusul sebuah laporan industri yang menunjukkan lonjakan pada persediaan bensin AS.

West Texas Intermediate untuk pengiriman Januari diperdagangkan pada US$57,46 per barel pada pukul 16.43 waktu AS. setelah menetap di level US$57,62 per barel di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan sekitar 31% di bawah volume rata-rata 100 hari terakhir.

Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman Februari menguat 41 sen ke level US$ 62,86 di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London.

WTI menghapus kenaikan setelah American Petroleum Institute (API) melaporkan stok bensin di AS melonjak 9,2 juta barel pekan lalu. Angka ini akan menjadi kenaikan terbesar sejak Januari 2016 jika data pemerintah yang dirilis Rabu menunjukkan kenaikan yang sama. Besarnya kenaikan membayangi ekspektasi terhadap penyusutan persediaan minyak mentah AS.

"Ini adalah jumlah yang cukup bearish pada bensin. Saya tidak berpikir permintaan bensin akan menurut tiba-tiba," kata Kyle Cooper, direktur penelitian IAF Advisors, seperti dikutip Bloomberg.

Minyak menguat dalam tiga bulan terakhir dan diperdagangkan menguat pada sesi sebelumnya karena OPEC dan negara produsen lainnya berjanji untuk memperpanjang pembatasan pasokan hingga akhir tahun 2018 untuk mengurangi tingkat persediaan global.

Output OPEC turun bulan lalu ke level terendah dalam setengah tahun terakhir. Goldman Sachs Group Inc memperkirakan bahwa harga minyak akan mempertahankan penguatan setidaknya sampai tahun depan. Sementara itu, Bank of America Merrill Lynch memperkirakan harga minyak Brent akan naik menjadi US$70 per barel pada pertengahan 2018.

Goldman juga meningkatkan estimasi Brent di 2018 menjadi US$62 per barel dari US$58, dan perkiraan WTI menjadi US$57,50 dari US$55.

Laporan API juga menunjukkan persediaan minyak mentah turun 5,48 juta barel pekan lalu dan pasokan dari pusat jaringan minyak di Cushing, Oklahoma, turun sebesar 1,95 juta barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper