Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan 2016 JPFA di Bawah Prediksi Analis

Kendati mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang cemerlang pada 2016, penjualan emiten perunggasan PT Japfa Comfeed Tbk., masih di bawah proyeksi analis.
Kantor Japfa Comfeed/Ilustrasi-shareinv.com
Kantor Japfa Comfeed/Ilustrasi-shareinv.com

Bisnis.com, JAKARTA--Kendati mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang cemerlang pada 2016, penjualan emiten perunggasan PT Japfa Comfeed Tbk., masih di bawah proyeksi analis.

Tahun lalu, emiten bersandi saham JPFA ini membukukan kenaikan pendapatan sebesar 8,15% menjadi Rp27,06 triliun, dan lonjakan laba 340,94% yoy menuju Rp2,06 triliun.

Mimi Halimin, analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, menyebutkan penjualan Japfa senilai Rp27,06 triliun berada 4% di bawah konsensus analis senilai Rp28,25 triliun. Angka tersebut juga masih 2% di bawah proyeksi Mirae, yakni Rp27,47 triliun.

"Pendapatan setahun penuh masih jatuh di bawah perkiraan konsensus dan prediksi kami," paparnya dalam riset, Kamis (2/3/2017).

Kinerja perseroan memang menurun pada triwulan terakhir. Pendapatan pada kuartal IV/2017 turun 8,59% quarter on quarter/qoq menjadi Rp6,46 triliun dari sebelumnya Rp7,05 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, jumlah pendapatan sebelum potongan atau penjualan kotor mencapai Rp27,37 triliun, meningkat 7,35% yoy dari Rp25,49 triliun di tahun sebelumnya.

Penjualan perusahaan terutama ditopang sektor peternakan dan produk konsumen sebesar Rp10,89 triliun, serta pakan ternak sejumlah Rp10,07 triliun. Masing-masing segmen berkontribusi 39,8% dan 36,8% dari total penjualan kotor.

Adapun sektor budidaya perairan menyumbang Rp2,25 triliun, ayam usia sehari (DOC) Rp1,96 triliun, peternakan sapi Rp1,39 triliun, dan perdagangan lain-lain Rp785,54 miliar. Artinya, masing-masing segmen berkontribusi terhadap penjualan kotor sejumlah 8,25%, 7,17%, 5,1%, dan 2,87%.

Pendapatan operasional juga tumbuh 69,04% yoy menjadi Rp2,92 triliun dari sebelumnya Rp1,72 triliun. Sementara laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melesat 340,94% yoy menjadi Rp2,06 triliun dari Rp468,23 miliar pada tahun sebelumnya.

Melonjaknya laba bersih didukung oleh beban lain-lain bersih senilai Rp154,32 miliar, naik 85,02% yoy dari Rp1,03 triliun pada 2015. Selain itu, perusahaan mendapatkan keuntungan dari selisih kurs rupiah terhadap dolar AS. Pada 2016, JPFA mendapatkan keuntungan kurs sebesar Rp10,74 miliar, naik dari posisi rugi kurs pada tahun sebelumnya sebesar Rp479,02 miliar.

"Lonjakan laba didukung penguatan mata uang rupiah terhadap dolar AS. Secara keseluruhan, kinerja JPFA cukup baik," tutur Mimi menyimpulkan.

Pada 2016, JPFA menggelontorkan belanja modal sejumlah Rp786,76 miliar. Angka ini naik 10,47% dari realisasi capex 2015 senilai Rp712,18 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper