Bisnis.com, JAKARTA — Emiten tambang batu bara Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) mengumumkan pengunduran diri dua petinggi perseroan, yakni Direktur dan Komisaris, per 1 Juli 2025.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan BUMI kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dua jajaran manajemen yang mengundurkan diri adalah Yingbin Ian He dari posisi Direktur, serta Jinping Ma dari posisi Komisaris.
“Sebagai pemenuhan terhadap POJK No. 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik, kami sampaikan bahwa Perseroan telah menerima informasi pengunduran diri dari Bapak Yingbin Ian He sebagai Direktur, dan Bapak Jinping Ma sebagai Komisaris,” tulis manajemen BUMI, Rabu (2/7/2025).
Perseroan menegaskan akan menindaklanjuti proses administratif pengunduran diri tersebut sesuai ketentuan yang tercantum dalam Anggaran Dasar BUMI.
Yingbin Ian He merupakan warga negara Kanada yang dikenal memiliki pengalaman panjang di industri pertambangan global, khususnya di bidang teknologi pengolahan mineral. Ian He pernah menjadi dosen di Heilongjiang Institute of Mining and Technology (1982–1985), Mineral Process Engineer di Teck Resources (1990–1993), serta Senior Metallurgical Engineer di Process Research Associates Ltd. (1993–1995).
Kariernya kemudian berlanjut sebagai Presiden dan Direktur Spurs Ventures Inc. (1995–2006), General Manager Yichang Maple Leaf Chemicals Inc. (2003–2006 dan 2011–2017), hingga Chairman dan Direktur Vatukoula Gold Mines Limited. Sejak 2022, Ian He menjabat sebagai Executive Chairman Vatukoula Gold Mines.
Baca Juga
Selain itu, Ian He juga memiliki rekam jejak sebagai Independent Director di China Gold International Resources Corp. sejak 2000, serta menjabat berbagai posisi penting di SouthGobi Resources Ltd., termasuk sebagai Lead Independent Director sejak Juni 2024.
Ia merupakan lulusan Master of Applied Science dan Ph.D. bidang Mineral Process Engineering dari University of British Columbia, Kanada. Gelar sarjana teknik diperolehnya dari Heilongjiang University of Science and Technology, China.
Sementara itu, Jinping Ma adalah warga negara China dengan pengalaman luas di bidang pertambangan, khususnya pengembangan proyek besar, konstruksi, hingga operasional produksi. Ia juga dikenal memiliki relasi kuat di pasar domestik China maupun internasional.
Jinping Ma pernah memimpin pembangunan dan produksi Chambishi Copper Mine, menjabat sebagai Vice President NFC Africa Mining Plc (Zambia) periode 1998–2003, serta menjadi Presiden China Nonferrous Metal Intl Mining Co. (2003–2005). Kariernya berlanjut sebagai Vice President China Nonferrous Metal Industry’s Foreign Engineering & Construction Co., Ltd. (2005–2021) dan Vice President China Nonferrous Mining Corporation Limited (2021–2023).
Ia meraih gelar Master bidang Metal Materials Science dari China Iron & Steel Research Institute Group (CISRI) dan Beijing Institute of Technology pada 1988.
BUMI memastikan pengunduran diri dua petinggi tersebut tidak membawa dampak signifikan terhadap kegiatan operasional, aspek hukum, keuangan, maupun kelangsungan usaha perseroan.
“Selain informasi yang telah kami sampaikan, saat ini tidak terdapat kejadian atau fakta material lain yang belum kami ungkapkan,” tutur manajemen BUMI dalam keterbukaan informasi.
Kinerja BUMI Kuartal I/2025
Dari sisi kinerja, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) mencatatkan penurunan laba bersih signifikan pada kuartal I/2025. Emiten batu bara Grup Bakrie itu mengantongi laba bersih sebesar US$17,9 juta atau sekitar Rp297,9 miliar (kurs Jisdor Rp16.679 per dolar AS per 30 April 2025), anjlok 73,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai US$67,6 juta.
BUMI membukukan pendapatan sebesar US$348,7 juta sepanjang kuartal I/2025, tumbuh 12,14% secara tahunan (year-on-year/YoY) dari US$311,01 juta pada kuartal I/2024. Beban pokok pendapatan tercatat meningkat 3% menjadi US$297,5 juta, dari sebelumnya US$288,9 juta.
Alhasil, laba bruto BUMI naik signifikan 131,5% menjadi US$51,2 juta, dibandingkan US$22,1 juta pada periode yang sama tahun lalu. Meski demikian, penurunan laba bersih tak terhindarkan, seiring dengan penurunan volume penjualan dan produksi batu bara.
Tercatat, penjualan batu bara BUMI turun 9% menjadi 16,7 juta ton pada kuartal I/2025, dibandingkan 18,4 juta ton pada kuartal I/2024. Produksi batu bara juga terkoreksi 12% menjadi 17,2 juta ton dari sebelumnya 19,5 juta ton.