Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan Manajer Investasi (MI) yang ditunjuk BP Tapera untuk mengelola dana tabungan perumahan rakyat (Tapera), atau yang dikenal sebagai Kontrak Pengelolaan Dana Tapera (KPDT) berjanji untuk transparan terhadap nasabah.
Misalnya, manajer investasi Grup BUMN, PT Bahana TCW Investment Management menyampaikan, selain berfokus untuk meracik portofolio KPDT agar menghasilkan return maksimal, pihaknya juga mengedepankan asas keterbukaan terhadap publik.
Direktur Bahana TCW Danica Adhitama mengatakan, dalam melakukan pengelolaan investasi, perusahaan berkomitmen kuat untuk mengutamakan tata kelola atau good corporate governance. Hal itu juga meliputi transparansi dana kelolaan nasabah Tapera.
"Sebagaimana produk-produk investasi kami yang lain, demi pengelolaan yang baik dan memenuhi prinsip keterbukaan informasi sesuai ketentuan yang berlaku, Bahana TCW selalu menerbitkan Fund Fact Sheet [FFS] setiap bulannya terkait produk dan kebijakan investasi," ujar Danica kepada Bisnis, Rabu (29/5/2024).
Terkait strategi mencetak return positif, pengelolaan dana Tapera yang dilakukan Bahana TCW adalah dengan meracik portofolio berbasis Pendapatan Tetap dan Pasar Uang.
Baca Juga
Lebih lanjut dia mengatakan, Bahana TCW melakukan pengelolaan dana Tapera dengan mengacu pada kerja sama KIK (Kontrak Investasi Kolektif) yang telah disepakati sebelumnya, dan peraturan BP Tapera.
Menurutnya, sejauh ini kinerja pengelolaan dana memperlihatkan kinerja yang baik sesuai tujuan investasi, bahkan berhasil membukukan kinerja di atas tolok ukur yang telah disepakati. Sayangnya dia belum dapat merincikan berapa return KPDT yang dikelola perusahaan.
"Kami optimistis, berbekal proses investasi yang memadai disertai penerapan manajemen risiko, kinerja dana Tapera dapat memberikan imbal hasil yang optimal," katanya.
Kendati demikian, sebagaimana investasi pada instrumen lainnya, terdapat risiko-risiko investasi yang mungkin terjadi dalam pengelolaan dana Tapera. Terkait risiko tersebut, Bahana TCW juga telah menyampaikan kepada BP Tapera.
Sebagai informasi, mengacu laman resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana kelolaan atau asset under management (AUM) Bahana TCW per April 2024 mencapai Rp43,32 triliun dengan unit penyertaan sebanyak 28,64 miliar unit.
Strategi BNI AM
Di lain sisi, manajer investasi PT BNI Asset Management (BNI AM) juga berjanji akan transparan dalam mengelola dana peserta Tapera.
Head of Corporate & Marketing Communication BNI AM, transparansi BNI AM dalam mengelola dana Tapera juga sejalan dengan pengawasan yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Nantinya, nasabah akan menerima laporan dari BP Tapera, karena dana nasabah Tapera ditempatkan di beberapa MI.
"Untuk transparasi pengelolaan dana dilakukan review bersama antara BNI AM dengan Tapera secara periodik yang diawasi oleh OJK," jelas Hindria kepada Bisnis.
Dia juga membeberkan strategi perusahaan dalam mengelola dana Tapera untuk menghasilkan imbal hasil atau return positif. BNI AM mengelola dana Tapera sesuai target return yang ditetapkan oleh BP Tapera pada instrumen pasar uang dan obligasi yang mengacu pada obligasi pemerintah atau obligasi korporat investment grade minimal rating A.
Lebih lanjut dia mengatakan, sesuai Peraturan Pemerintah (PP) No. 21/2024 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 25/2020, BP Tapera menunjuk Manajer Investasi dan Bank Kustodian dalam waktu paling lambat 3 bulan sejak BP Tapera beroperasi dan Manajer lnvestasi dapat ditunjuk lebih dari 1 MI.
Berdasarkan ketentuan tersebut, simpanan peserta Tapera berasal dari pekerja yang menerima gaji, seperti pegawai negeri, BUMN, swasta, serta pekerja mandiri.
Iuran Tapera akan mulai ditarik dari pekerja pada 2027 mendatang, dengan besaran potongan 3% dari gaji per bulan. Perinciannya, sebesar 0,5% ditanggung oleh pemberi kerja dan porsi pekerja mencapai 2,5%.
"Aturan baru itu kan masih sampai 2027, sejauh ini belum ada dampaknya. Untuk target return dalam bentuk angka kami belum bisa ungkapkan, karena MI tidak boleh menjanjikan angka. Namun kami upayakan return yang kompetitif," pungkas Hindria.
Per April 2024, total dana kelolaan BNI AM tembus Rp25,94 triliun dengan unit penyertaan 24,88 miliar unit. Sementara itu, BNI AM mematok target dana kelolaan dapat menembus hingga Rp34 triliun sampai akhir tahun 2024.
Dalam perjalanannya, BP Tapera telah bekerja sama dengan 7 MI. Di antaranya PT Bahana TCW Investment Management, PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen, PT BNI Asset Management, PT BRI Manajemen Investasi, PT Mandiri Manajemen Investasi, PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, PT Schroder Investment Management Indonesia. Ketujuh MI ini menguasai sekitar 70% pasar reksa dana domestik.