Bisnis.com, JAKARTA — Perbankan investasi asal Amerika Serikat, J.P. Morgan, melihat peluang penguatan rupiah lebih lanjut ke depan. Bagaimana efeknya terhadap perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI)?
Dalam riset teranyarnya, Tim Analis J.P. Morgan memberikan pandangan terkait pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
J.P. Morgan menilai rupiah telah mengalami rebound. Kondisi itu tecermin dari kenaikan 4 persen year-to-date (ytd) menjadi Rp15.000 per dolar AS atau jauh menguat dibandingkan dengan Rp15.700 per dolar AS bulan lalu.
J.P. Morgan mencatat penguatan rupiah khususnya terjadi dalam sepekan terakhir. Hal itu seiring dengan aliran dana masuk ke instrumen obligasi.
Bahkan, FX Strategist J.P. Morgan Abbas Keshvani menyebut kemungkinan peluang penguatan lanjutan nilai tukar rupiah dalam jangka pendek. Prediksi ini sejalan dengan optimisme neraca transaksi berjalan yang akan tetap surplus pada kuartal I/2023.
Kendati demikian, Abbas menggarisbawahi risiko pelemahan rupiah pada semester II/2023 seiring dengan perkiraan neraca transaksi berjalan yang akan kembali defisit.