Bisnis.com, JAKARTA – Spotify memang jadi satu dari sebagian kecil entitas teknologi global yang masih mampu mengerek pangsa pasarnya awal tahun ini. Namun, perusahaan yang bermarkas di Stockholm, Swedia tersebut enggan mengingkari bahwa badai memang akan datang.
Pertengahan Juni, manajemen mengumumkan bahwa perusahaan akan mengurangi jumlah perekrutan tenaga kerja baru, menjadi 25 persen lebih sedikit dari intensitas biasanya. Daniel Ek, bos perusahaan berlogo bulatan hijau tersebut, enggan mengambil risiko yang justru bisa memantik PHK karyawan.
“Kami masih akan tetap melakukan perekrutan dan terus bertumbuh. Kami hanya melakukan sedikit perlambatan langkah dan lebih berhati-hati untuk beberapa kuartal ke depan,” kata Ek dalam sebaran surel yang dia kirim kepada karyawan, dikutip dari Bloomberg.
Sebagai konteks, dalam 4 tahun terakhir Spotify rutin melaporkan pertumbuhan jumlah karyawan pada rentang 18,5 persen hingga 26 persen secara tahunan. Artinya, tahun ini perseroan hanya akan melakukan peningkatan jumlah tenaga kerja pada rentang 13 persen hingga maksimal 19 persen.
Per akhir Desember 2021, dalam laporan tahunannya, Spotify mengumumkan bahwa total karyawan mereka dengan berbagai status perjanjian kerja adalah 6.617 orang. Dengan asumsi dasar tersebut, dapat disimpulkan bahwa sepanjang tahun ini perseroan akan merekrut karyawan baru pada kisaran 860 hingga 1.290 orang.