Bisnis.com, JAKARTA – Kondisi saham PT Bank KB Bukopin Tbk. (BBKP) saat ini ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi, saham bank besutan KB Kookmin ini berpotensi jadi primadona seiring dengan kesuksesannya masuk ke dalam dua indeks besutan Morgan Sanley Capital International (MSCI), yakni MSCI Global Standard dan MSCI Small Cap.
Namun di sisi lain, saham BBKP juga masih dibayangi awan mendung di tengah kinerja keuangan teranyar yang masih belum meyakinkan.
Indeks MSCI Global Standard dan MSCI Small Cap memang kerap jadi patokan bagi investor dan manajer investasi, khususnya di level global dalam meracik portofolio. Karenanya, tidak heran bila manajemen optimistis masuknya saham perseroan ke dalam indeks berpotensi memperbaiki grafik saham BBKP yang jeblok.
“Dengan masuknya KB Bukopin pada MSCI Global Standard Index dan MSCI Small Cap Index, membuktikan bahwa KB Bukopin memiliki potensi pasar yang jelas,” ujar Presiden Direktur BBKP Chang Su Choi dalam keterangan tertulis, Selasa (17/5).
Sebagai konteks, mahar saham BBKP hanya mentok di level Rp212 per saham hingga penutupan perdagangan Kamis (19/5). Meski cenderung menguat 4,95 persen secara mingguan, banderol ini masih merepresentasikan tren penurunan 21,48 persen dari posisi Rp270 per saham secara year to date (ytd).
Penurunan harga saham secara signifikan yang menimpa BBKP sejak awal tahun, terjadi seiring derasnya arus lego investor asing. Seturut data RTI hingga penutupan Kamis (19/5), net sell asing di BBKP telah menyentuh RpRp177,12 miliar secara year to date (ytd).