Bisnis.com, JAKARTA – Dalam beberapa tahun terakhir, pergeseran kepemilikan atas bisnis dompet digital tampak terus terjadi. Kemunculan para pemain baru, pun makin meramaikan industri keuangan di Indonesia tersebut.
Fenomena itu seolah membantah perkiraan para pengamat, bahwa era ekosistem tertutup yang berusaha dibangun oleh para penyelenggara uang elektronik berbasis aplikasi (start up), akan memudar seiring suksesnya peluncuran Standar Nasional Open API (SNAP) pada medio Agustus 2021.
Adapun, peta bisnis dompet digital sejak tahun lalu hingga awal tahun ini telah mengalami cukup banyak perubahan. Sebab, beberapa perusahaan dompet digital, terekam mengalami perubahan kepemilikan sahamnya. Sementara itu, beberapa pemain baru pun bermunculan.
Perubahan kepemilikan atas dompet digital, salah satunya dialami oleh OVO. Perusahaan dompet digital yang identik dengan warna ungu tersebut, beralih kepemilikan dari Grup Lippo dan Tokopedia, menjadi sepenuhnya ke Grab Holdings Inc. pada Oktober 2021 lalu.
Hal itu terjadi setelah Grab menambah kepemilikan sahamnya di OVO menjadi sekitar 90 persen dengan mengakuisisi saham dari PT Tokopedia dan Lippo Group.
Seperti dilaporkan oleh Bloomberg, Senin (4/10/2021), Grab meningkatkan kepemilikannya di PT Bumi Cakrawala Perkasa, induk Ovo, dari sekitar 39 persen. Aksi korporasi yang dilakukan oleh Grab tersebut diperkirakan merupakan bagian strategi perusahaan yang ingin memperbesar peluangnya untuk memperkuat layanan keuangannya.