Bisnis.com, JAKARTA - Emiten grup Adaro Energy, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) mengklaim sudah mengantisipasi larangan ekspor batu bara dari pemerintah terhadap aktivitas ekspor perseroan, sehingga masih dapat melaksanakan ekspor batu bara melalui anak usahanya.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan Adaro Minerals Indonesia Heri Gunawan menjelaskan tidak ada dampak material atas larangan ekspor batubara tersebut terhadap kinerja keuangan, kegiatan operasional, permasalahan hukum dan kelangsungan usaha Perseroan dan/atau Entitas Anak Perseroan.
Dia menegaskan hingga saat ini tidak ada potensi wanprestasi atas kontrak dengan pelanggan, pemasok, atau pihak terkait lainnya sebagai dampak dari larangan ekspor batubara tersebut.
"Entitas Anak Perseroan, yaitu PT Maruwai Coal [MC] telah melakukan upaya mitigasi atas potensi wanprestasi dengan melakukan komunikasi secara intens dengan pembeli termasuk mengkaji kemungkinan penjadwalan ulang pengiriman atau penyampaian pemberitahuan terjadinya keadaan kahar," urainya, dikutip Kamis (6/1/2022).
Lebih lanjut, pada 3 Januari 2022, anak usahanya Maruwai Coal telah mengirimkan surat kepada Direktur Jenderal Mineral dan Batubara yang menyampaikan permohonan agar dapat memberikan izin ekspor kepada MC.
Permohonan tersebut dengan pertimbangan jenis batubara yang diproduksi oleh MC adalah jenis batubara metalurgi (yang digunakan sebagai bahan baku industri baja), berbeda dengan batubara termal yang dibutuhkan untuk penyediaan atau pembangkitan tenaga listrik.
Baca Juga
Adapun larangan ekspor batubara tersebut dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan Grup PLN yang dianggap memiliki cadangan batubara sangat rendah dengan cadangan hanya sampai 15 hari ke depan.
"Perseroan dan Entitas Anak Perseroan sampai dengan saat ini masih terus memonitor dampak yang akan timbul maupun yang telah timbul dari adanya larangan dan kewajiban dari Surat Larangan Ekspor Batubara," katanya.
Hingga pukul 09.30 WIB perdagangan hari ini, Kamis (6/1/2022), harga saham ADMR masih melonjak 24,59 persen atau 60 poin ke harga 304 dari harga penutupan kemarin di harga 244. Harga saham emiten anyar ini sudah naik 204 persen atau 204 poin dari harga penawaran perdananya 100.