Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian BUMN mengungkapkan hingga 2024 proyeksi dividen BUMN yang disetorkan ke negara hanya dari 11 BUMN dari total 41 BUMN hasil klasterisasi.
Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengungkapkan ingin meningkatkan kinerja BUMN supaya lebih dapat bersaing.
"Pada 2023-2024 dividen berdasarkan 11 perusahaan saja, total BUMN ada 41, yang 30 tidak dipaksakan dividen kalau pemberian pelayanan sangat besar, contoh PT Kereta Api Indonesia (Persero), sulit berikan dividen saat ini, tidak dipaksakan BUMN yang dekat dengan public service memberi dividen," jelasnya dalam Rapat Kerja di Komisi VI DPR, Rabu (22/9/2021).
Sementara itu, BUMN yang bersifat korporasi sangat diharapkan adanya peningkatan dividen. Erick pun meminta waktu agar pemberian dividen kepada negara dapat kembali pulih seperti masa sebelum Covid-19.
Dia menyebut skenario awal sebelum Covid-19 target dividen awalnya Rp43 triliun pada 2020, kemudian 90 persen BUMN terimbas Covid-19, sehingga hanya 10 persen yang dapat menghasilkan.
"Ada readjustment makanya dividennya Rp26 triliun pada 2020, di tahun ini kami waktu itu Rp33 triliun, dari Komisi VI DPR RI minta tingkatkan ke Rp36,4 triliun terakhir, ini kami coba lakukan," urainya.
Baca Juga
Adapun, target dividen BUMN pada 2022 diusahakan kembali seperti masa sebelum Covid-19 atau di atas Rp40 triliun mendekati target awal 2020 sebesar Rp43 triliun.
"Memang targetnya di atas Rp40 triliun. Nah, cuma kembali, kami minta diberikan waktu untuk penyesuaian," katanya.
Erick juga telah mengumpulkan 108 direksi BUMN dan memberikan arahan langsung terkait kepastian dividen dari masing-masing BUMN dan kebutuhan PMN yang harus dapat dibuat jangka panjang sehingga tidak ada permintaan mendadak setiap tahunnya.