Bisnis.com, JAKARTA – Tren penurunan pendapatan dari bisnis legacy alias non-data dan digital diperkirakan berlanjut pada tahun ini. Sejumlah operator telekomunikasi pun menyiapkan siasat untuk menghadapi tekanan tersebut.
Siasat tersebut di antaranya telah disiapkan oleh anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. yakni PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dan PT XL Axiata Tbk. (EXCL). Seperti diketahui, pendapatan operator seluler dari layanan legacy di antaranya diperoleh dari layanan panggilan suara dan SMS.
Sekjen Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Muhammad Ridwan Effendi memperkirakan pendapatan operator dari layanan legacy pada tahun ini akan kembali merosot. Penurunan tidak akan jauh berbeda dengan yang terjadi pada 2020.
“Dugaan saya masih linier seperti tahun lalu,” kata Ridwan, Sabtu (15/5/2021).
Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (IDIEC) M. Tesar Sandikapura memperkirakan penurunan pendapatan dari layanan legacy pada tahun ini akan kembali terjadi dikisaran 20 persen – 30 persen dibandingkan dengan 2020.
Untuk mengatasi hal tersebut, kata Tesar, operator dapat membangun kembali kesadaran para pelanggan bahwa layanan legacy – dari sisi kualitas panggilan suara dan SMS - lebih baik dibandingkan dengan layanan panggilan suara dan pesan berbasis aplikasi.