Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah emiten rokok pada semester I/2020 mencatatkan peningkatan kinerja saat pemain utama mengalami penurunan kinerja.
PT Indonesian Tobacco Tbk. (ITIC) misalnya, mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 27,39 persen menjadi Rp100,92 miliar. Sementara itu, laba bersih perseroan meningkat 324,39 persen menjadi Rp4,58 miliar.
Di sisi lain, PT Wismilak International Tbk. (WIIM) juga mencatatkan kenaikan pendapatan dan laba bersih pada periode tersebut. Pendapatan dan laba bersih masing-masing meningkat menjadi Rp829,26 miliar (+27,71 persen yoy) dan Rp43,6 miliar (+409,67 persen yoy).
Peningkatan kinerja secara signifikan ini disebabkan oleh penjualan dua produk unggulan yang baru dirilis perseroan, yakni di segmen SKT (Sigaret Kretek Tangan) dengan jenama Wismilak Satya dan SKM (Sigaret Kretek Mesin) dengan jenama Diplomat Evo.
Kondisi ini berkebalikan dengan emiten utama rokok di Bursa Efek Indonesia, sepanjang semester I/2020, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP) mencatatkan pertumbuhan kinerja negatif. Pendapatan perseroan kontraksi 11,8 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp44,73 triliun, sedangkan laba bersih turun 27,82 persen menjadi Rp4,88 triliun.
Kompatriot HMSP di tier 1 sektor rokok dan tembakau, PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) juga mengalami penurunan laba bersih sebesar 10,75 persen menjadi Rp3,82 triliun. Padahal, pendapatan perseroan masih tumbuh 1,72 persen menjadi Rp53,65 triliun.