Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Anjlok, Saham 3 Emiten Ini Layak Dicermati

Penurunan harga minyak membuat beban pokok emiten juga lungsur.
Pompa minyak terlihat saat matahari terbit di dekat Bakersfield, California, AS./ REUTERS -Lucy Nicholson
Pompa minyak terlihat saat matahari terbit di dekat Bakersfield, California, AS./ REUTERS -Lucy Nicholson

Bisnis.com,JAKARTA - Tren Penurunan harga minyak mentah diyakini akan memberikan keuntungan bagi kinerja keuangan dan saham sejumlah emiten.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak April 2020 turun 10,07 persen atau US$4,62 menjadi US$41,28 per barel pada penutupan perdagangan, Jumat (6/3/2020). WTI sempat tersungkur menyentuh level US$41,05 per barel atau terendah sejak April 2016.

Sementara itu, harga minyak Brent untuk kontrak Mei 2020 terkoreksi 9,44 persen atau US$4,72 ke level US$45,27 per barel. Harga minyak Brent sempat menyentuh US$45,19 per barel atau terendah sejak Juli 2017.

Senior Analyst RHB Sekuritas Michael W Setjoadi menilai penurunan harga minyak akan semakin memberatkan kinerja emiten di sektor komoditas khususnya batu bara. Pasalnya, akan terjadi pengalihan permintaan dari batu bara ke minyak bumi.

Namun, di sisi lain Michael berpendapat ada emiten yang mendapat benefit dari penurunan harga minyak, salah satunya PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. Emiten berkode saham TPIA itu diprediksi akan mengantongi margin lebih tebal karena penurunan harga bahan baku.

Per September 2019, beban pokok pendapatan TPIA mencapai US$1.220,3 juta, turun 24,5 persen dibandingkan dengan pariode akhir September 2018. Penurunan beban pokok antara lain disumbang penurunan harga bahan baku.

Harga Naphtha turun menjadi rerata US$543/MT dari sebelumnya US$646/MT. Hal itu mencerminkan minyak mentah Brent yang terkontraksi menjadi US$65 per barel pada kuartal III/2019 atau lebih rendah US$73 per barel periode yang sama tahun sebelumnya.

Selain TPIA, Michael juga melihat keuntungan akan dinikmati oleh PT Indo-Rama Synthetics Tbk. Emiten produsen polyester dan tekstil itu juga akan mengalami penurunan harga bahan baku.

Dalam laporan keuangan kuartal III/2019, emiten bersandi INDR itu melaporkan beban bahan baku yang digunakan senilai US$379,65 juta. Jumlah itu turun 12,37 persen dari US$433,29 juta per akhir September 2018.

“Petrokimia akan [merasakan] benefit seperti TPIA dan INDR karena raw material chemicals akan turun seiring dengan harga minyak,” jelasnya kepada Bisnis, Minggu (8/3/2020).

Michael menambahkan seharusnya PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. akan mengalami dampak langsung dari penurunan harga minyak. Sayangnya, maskapai pelat merah itu masih terkena imbas negatif dari penyebaran virus corona yang menggerus jumlah penumpang secara signifikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper