Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terseret Ketidakpastian Global, IHSG Tergelincir

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir dan berakhir melemah bersama nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Rabu (12/6/2019).
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (27/5/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (27/5/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir dan berakhir melemah bersama nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Rabu (12/6/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup turun 0,47 persen atau 29,81 poin di level 6.276,18 dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Selasa (11/6/2019), IHSG masih mampu mempertahankan relinya dengan naik 0,26 persen atau 16,38 poin dan berakhir di posisi 6.305,99, level penutupan tertinggi sejak 3 Mei sekaligus  reli kenaikan hari keempat beruntun sejak sebelum libur Idul Fitri.

Indeks mulai tergelincir ke zona merah ketika dibuka melemah 0,57 persen atau 35,64 poin di level 6.270,35 pagi tadi. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.257,44 – 6.296,82.

Sebanyak tujuh dari sembilan sektor berakhir di wilayah negatif, dipimpin tambang (-1,71 persen) dan infrastruktur (-1,40 persen). Adapun sektor barang konsumsi dan perdagangan masing-masing naik 0,27 persen dan 0,01 persen.

Dari 634 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 185 saham menguat, 215 saham melemah, dan 234 saham stagnan.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang masing-masing turun 1,10 persen dan 1,99 persen menjadi penekan utama turunnya IHSG hari ini.

Indeks saham lainnya di Asia rata-rata juga ditutup negatif, di antaranya indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang yang masing-masing turun 0,45 persen dan 0,35 persen, dan indeks Kospi Korea Selatan yang berakhir turun 0,14 persen.

Di China, dua indeks saham acuannya Shanghai Composite dan CSI 300, melemah 0,56 persen dan 0,76 persen. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong ditutup merosot 1,73 persen.

Secara keseluruhan, pasar saham global serentak bergerak negatif pada perdagangan sore ini, bersama dengan indeks futures Amerika Serikat (AS) di tengah berlanjutnya kekhawatiran seputar perdagangan.

Indeks MSCI Emerging Market turun 0,4 persen, penurunan terbesar dalam hampir tiga pekan, sedangkan indeks futures S&P 500 turun 0,3 persen pukul 15.29 WIB, berdasarkan data Bloomberg.

Tepat di saat kekhawatiran investor terhadap isu proteksionisme dan pertumbuhan global tampak mereda akibat dibatalkannya tarif impor terhadap Meksiko pada akhir pekan kemarin, komentar Presiden AS Donald Trump tentang China dan Federal Reserve AS membawa ketidakpastian baru.

Pada Selasa (11/6/2019) waktu setempat, Trump menyatakan menahan kesepakatan perdagangan dengan China dan tidak akan menuntaskan perjanjian kecuali pemerintah Negeri Tirai Bambu mengikuti ketentuan-ketentan yang telah dinegosiasikan sebelumnya antara kedua negara.

Sebelumnya Trump telah mengancam akan menaikkan tarif lebih lanjut jika Presiden China Xi Jinping tidak bertemu dengannya di KTT G20, Osaka, pada 28-29 Juni.

Pada Selasa pula Trump melancarkan kritik terbaru kepada The Fed dengan mengeluhkan soal suku bunga yang terlalu tinggi dan inflasi yang sangat rendah dalam cuitannya di Twitter.

Keluhan terbaru Trump tentang bank sentral AS tersebut dilancarkan tepat sepekan sebelum para pembuat kebijakan menggelar pertemuan kebijakan moneternya (FOMC meeting) di Washington.

Pertemuan The Fed selanjutnya yang akan digelar pada 18-19 Juni diperkirakan akan memperdebatkan perlunya pemangkasan suku bunga untuk melindungi ekonomi AS dari kejatuhan yang sebagian disebabkan oleh eskalasi konflik Trump dengan beberapa mitra dagang terbesar AS.

"Saya pikir kita akan sangat gugup menunggu hingga pertemuan FOMC pekan depan," ujar kepala strategi valas di Saxo Bank, John Hardy.

"Anda telah melihat pasar mengambil posisi agresif mengenai ke mana The Fed akan bergerak dan semua orang bertanya-tanya apakah mereka siap untuk memberikan sebanyak, dalam hal petunjuk, seperti yang telah diperhitungkan,” lanjut Hardy, seperti dikutip dari Reuters.

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 tergelincir ke zona merah dan berakhir turun 0,65 persen atau 3,6 poin di level 553,54 hari ini, setelah ditutup naik 0,23 persen atau 1,28 poin di posisi 557,15 pada Selasa (11/6).

Nilai tukar rupiah pun tergelincir dan ditutup melemah tipis 2 poin atau 0,01 persen ke level Rp14.241 per dolar AS pada Rabu (12/6), setelah mampu membukukan penguatan beberapa hari sebelumnya.

Saham-saham penekan IHSG:

 Kode

Penurunan (persen)

BBCA

-1,10

TLKM

-1,99

BYAN

-9,26

ASII

-1,64

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

Kenaikan (persen)

UNVR

+1,58

PLIN

+24,57

CPIN

+3,15

SMBR

+24,37

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper