Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minyak Anjlok Lebih dari 3 Persen, Harga Batu Bara Lunglai

Harga batu bara di sejumlah bursa komoditas kompak berakhir melemah pada perdagangan Kamis (30/5/2019).
Kilang Minyak/Bloomberg
Kilang Minyak/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara di sejumlah bursa komoditas kompak berakhir melemah pada perdagangan Kamis (30/5/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak Juli 2019 ditutup melemah 1,47 persen atau 1,15 poin di level US$76,95 per metrik ton.

Di bursa ICE Rotterdam, harga batu bara untuk kontrak teraktif Agustus 2019 merosot 1,74 persen atau 1 poin dan berakhir di level 56,60.

Adapun harga batu bara thermal untuk pengiriman September 2019 di Zhengzhou Commodity Exchange, turun 0,38 persen atau 2,2 poin dan ditutup di level 579,4 yuan per metrik ton.

“Harga batu bara akan berada di bawah tekanan dalam jangka pendek saat permintaan lesu karena tingginya persediaan di sejumlah pembangkit listrik, bahkan ketika tambang-tambang masih menghadapi pemeriksaan keamanan,” ujar analis Sun Hongyuan dalam risetnya.

Jumlah persediaan di enam pembangkit listrik utama mencapai 16,7 juta ton pekan lalu, atau 35 persen lebih tinggi dari tahun lalu.

Sementara itu, minyak mentah berada di jalur penurunan bulanan terburuknya tahun ini setelah penurunan cadangan minyak yang lebih rendah dari perkiraan di fasilitas penyimpanan AS memicu kekhawatiran tentang melemahnya permintaan.

Harga minyak mentah West Texas Intermediate untuk Juli 2019 ditutup anjlok US$2,22 atau 3,8 persen pada Kamis (30/5) di level US$56,59 per barel di New York Mercantile Exchange, level penutupan terendah sejak 8 Maret.

Minyak Brent untuk kontrak Juli anjlok US$2,58, atau 3,7 persen dan berakhir di level US$66,87 per barel di ICE Futures Europe exchange London.

WTI memperpanjang pelemahan pada Mei menjadi 11 persen setelah Administrasi Informasi Energi (EIA) AS mengatakan persediaan domestik menyusut 282.000 barel pekan lalu, hanya seperlima dari perkiraan rata-rata dalam survei Bloomberg.

Pada saat yang sama, stok bensin AS meningkat untuk minggu kedua berturut-turut meskipun adanya awal musim mengemudi di AS.

Setelah melonjak pada awal tahun 2019 karena pembatasan produksi OPEC dan menguat lebih dari 45 persen hingga akhir April, minyak telah kehilangan 14 persen sejak saat itu di tengah kekhawatiran bahwa perang perdagangan AS-China akan menghambat konsumsi energi.

Kekhawatiran tersebut melampaui sentimen positif dari risiko pasokan minyak di Teluk Persia yang ditimbulkan oleh meningkatnya ketegangan antara Amerika dan Iran.

"Kekhawatiran berkisar pada sisi permintaan," kata Nick Holmes, fund manager di Tortoise, seperti dikutip Bloomberg. "Laporan ini, dengan kenaikan bensin pada saat ini tahun ini, terus terus menyulut kekhawatiran."

Laporan EIA menambah kekhawatiran mengenai peningkatan output minyak AS yang mengurangi permintaan yang rapuh. Produksi AS naik untuk minggu kedua berturut-turut menjadi 12,3 juta barel per hari.

Pasokan bensin Gulf Coast, sementara itu, naik ke level tertinggi yang disesuaikan secara musiman sejak 1992, meskipun ada sedikit peningkatan dalam aktivitas kilang.

Pergerakan harga batu bara kontrak Juli 2019 di bursa Newcastle

Tanggal                                    

US$/MT

30 Mei

76,95

(-1,47 persen)

29 Mei

78,10

(-2,68 persen)

28 Mei

80,25

(-1,41 persen)

27 Mei

81,40

(0 persen)

24 Mei

81,40

(-0,61 persen)

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper