Kurs Tengah Melemah 37 Poin, Mayoritas Mata Uang Asia Tertekan

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Rabu (29/5/2019) di level Rp14.417 per dolar AS, melemah 37 poin atau 0,26 persen dari posisi Rp14.380 pada Selasa (28/5/2019).

Kurs jual ditetapkanoleh bank sentral di Rp14.489 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp14.345 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp144.

Adapun berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 53 poin atau 0,37 persen ke level Rp14.428 per dolar AS pada pukul 10.59 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Selasa (28/5), nilai tukar rupiah mampu berakhir dengan apresiasi tipis 5 poin atau 0,03 persen di level Rp14.375 per dolar AS, penguatan hari keempat berturut-turut.

Rupiah mulai tergelincir dari penguatannya terhadap dolar AS ketika dibuka terdepresiasi 12 poin atau 0,08 persen di posisi 14.387. Sepanjang perdagangan pagi ini, kurs rupiah bergerak di kisaran Rp14.385-Rp14.433 per dolar AS.

Sementara itu, pergerakan indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang mengukur kekuatan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, terpantau melandai 0,035 poin atau 0,04 persen ke level 97,917 pada pukul 10.54 WIB, dari level penutupan sebelumnya.

Pergerakan indeks dolar sebelumnya dibuka melandai 0,03 persen atau 0,030 poin di posisi 97,922, setelah pada perdagangan Selasa (28/5) ditutup menguat 0,35 persen atau 0,339 poin di level 97,952.

Sepanjang perdagangan pagi ini, indeks dolar AS bergerak di level 97,864 – 97,946.

Selain rupiah, nilai tukar mata uang lainnya di Asia mayoritas juga melemah terhadap dolar AS saat indeks saham kawasan ini terseret pelemahan indeks saham AS pada akhir perdagangan Selasa (28/5).

Pelemahan mata uang di Asia dipimpin won Korea Selatan yang melemah 0,65 persen ke level 1.194 won per dolar AS pada pukul 11.03 WIB.

“Fokus investor telah bergeser pada pelemahan di pasar ekuitas AS dari imbal hasil AS awal bulan ini, dan itu membebani sentimen luas untuk mata uang Asia,” ujar Kota Hirayama, ekonom untuk emerging market di SMBC Nikko Securities.

“Won Korea Selatan dan dolar Taiwan adalah yang paling rentan dalam menghadapi meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dan China,” tambahnya, seperti dikutip dari Bloomberg.

Sumber: Bank Indonesia