Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cetak Laba US$6,13 Juta di 2018, Lotte Chemical Titan (FPNI) Tak Bagi Dividen

Emiten petrokimia, PT Lotte Chemcial Titan Tbk. mencetak laba bersih tahun berjalan sebesar US$6,13 juta pada 2018, dari rugi US$1,75 juta pada 2017. Namun, emiten dengan kode saham FPNI memutuskan tidak membagi dividen untuk tahun buku 2018. 
PT Lotte Chemical Titan Tbk./Istimewa
PT Lotte Chemical Titan Tbk./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten petrokimia, PT Lotte Chemcial Titan Tbk. mencetak laba bersih tahun berjalan sebesar US$6,13 juta pada 2018, dari rugi US$1,75 juta pada 2017. Namun, emiten dengan kode saham FPNI memutuskan tidak membagi dividen untuk tahun buku 2018. 

Chief Financial Officer Lotte Chemical Titan Calvin Wiryapranata mengatakan, perseroan tidak membagikan dividen kepada pemegang saham karena saldo laba perseroan masih negatif. Sesuai dengan UU No.40 Tahun 2007 Pasal 71 ayat 3 bahwa dividen hanya bisa dibagikan apabila perseroan memiliki saldo laba yang positif. 

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2018, perseroan mencatatkan saldo laba negatif sebesar US$107,32 juta. Perseroan terus berupaya memperbaiki kinerja. 

"Saldo laba kami masih negatif, sehingga tidak diizinkan membagi dividen, supaya lebih memperbaiki kinerjanya," katanya dalam paparan publik pada Jumat (24/5/2019). 

Pada 2018, perseroan membukukan pendapatan bersih sebesar US$433,9 juta atau naik 0,1% secara tahunan. Secara volume penjualan turun 12% menjadi 308 kilo metrik ton. 

Calvin menjelaskan, secara keseluruhan volume penjualan mengalami penurunan sebesar 12% selama 2018. Namun, hal ini diimbangi peningkatan harga penjualan sebesar 15% untuk produk hasil produksi sendiri dan 10% untuk produk yang berasal dari impor. 

Lebih lanjut, perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar US$6,1 juta pada tahun lalu, setelah merugi US$1,7 juta pada tahun sebelumnya. Kenaikan laba bersih sebesar 411% secara tahunan terutama disebabkan oleh meningkatnya rata-rata margin spread antara harga jual polyethylene (PE) dan bahan baku utama sebesar US$59 per metrik ton atau setara dengan 37%. 

Hal ini disebabkan oleh harga jual PE yang cukup baik dan stabil sepanjang tahun lalu serta harga ethylene di pasar global yang cukup rendah terutama di kuartal IV/2018 seiring tren penurunan harga naphtha. Di sisi lain, harga PE, terutama HDPE, dapat ditahan penurunannya sehingga kelompok usaha mendapat margin spread yang cukup lebar pada periode tersebut.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper