Bisnis.com, JAKARTA – Berita mengenai laba bersih PT Astra International Tbk pada 2018 serta kinerja emiten beton yang makin kokoh menjadi topik utama media massa hari ini, Kamis (28/2/2019).
Berikut ringkasan sejumlah berita yang menjadi topik utama hari ini:
Tambang, Konstruksi, & Energi Topang Laba ASII. Di tengah tekanan kinerja di divisi otomotif, PT Astra International Tbk. mampu membukukan kenaikan laba bersih sebesar 15% secara tahunan pada 2018 yang ditopang oleh lonjakan profit di segmen alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi. (Bisnis Indonesia)
Kinerja Emiten Beton Makin Kokoh. PT Wijaya Karya Beton Tbk. dan PT Waskita Beton Precast Tbk. telah menyiapkan serangkaian strategi untuk menjaga momentum pertumbuhan laba bersih di level dua digit. (Bisnis Indonesia)
KAEF Targetkan Tambah 100 Gerai Apotek. Emiten farmasi, PT Kimia Farma (Persero) Tbk. berencana menambah 100 gerai ritel farmasi dan apotek baru pada 2019. (Bisnis Indonesia)
IMAS Mengemas Laba. Setelah terus merugi dalam periode 2015—2017, PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. akhirnya mencetak laba pada tahun lalu. Bagaimana proyeksi kinerja perusahaan otomotif itu pada 2019? (Bisnis Indonesia)
TGRA Gandeng Mitsui dan Yonden. Emiten pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT), PT Terregra Asia Energy Tbk. menggandeng dua perusahaan ternama asal Jepang, yaitu Mitsui & Co, Ltd. dan Yonden untuk menggarap proyek pembangkit listrik tenaga mini hidro. Kemitraan (Bisnis Indonesia)
Emiten Sawit Siasati Penurunan Harga CPO. Harga minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) kembali anjlok. Selama sepekan terakhir, harga CPO tercatat turun 3,41%. (Kontan)
Pendapatan WTON Tumbuh 29%. PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) menutup 2018 dengan kinerja keuangan positif. Anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) ini membukukan pendapatan Rp 6,93 triliun, naik 29% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 5,36 triliun. (Kontan)
ABMM Raih Kontrak Rp 1,6 Triliun. PT ABM Investama Tbk (ABMM) menandatangani kontrak jasa pertambangan dengan PT Muara Alam Sejahtera (MAS). Nilai kontrak untuk area tambang yang terletak di Merapi, Lahat, Sumatra Selatan, ini sebesar US$ 114 juta, atau setara dengan Rp 1,61 triliun (asumsi kurs Rp 14.100 per dollar AS). (Kontan)
_1653545711.jpg?w=184&h=104)
