Bisnis.com, JAKARTA — PT Kapuas Prima Coal Tbk. berharap aksi perubahan harga nominal per lembar saham atau stock split yang bakal dieksekusi bertujuan untuk menambah likuiditas di pasar modal.
Direktur Keuangan Kapuas Prima Coal Hendra Susanto William menjelaskan bahwa rasio 1:5 yang diusulkan sesuai dengan masukan dan arahan dari Bursa Efek Indonesia (BEI) serta diskusi yang dilakukan bersama.
“Tujuannya supaya likuiditas di pasar semakin solid, kami pakai rasio itu,” ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (26/2/2019).
Selain menambah likuiditas, Hendra mengatakan aksi korporasi tersebut juga membuka peluang bagi investor baru. Dengan demikian, para pemegang modal dapat berinvestasi di emiten berkode saham ZINC itu sejalan dengan pertumbuhan laba, aset, dan dividen kas yang terus mengalami kenaikan.
“Jadi ini lebih ke likuiditas dan diversifikasi investasi dari kacamata investor,” imbuhnya.
Seperti diketahui, dalam keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia, Selasa (26/2/2019), Kapuas Prima Coal menyampaikan rencana rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang akan berlangsung pada, Kamis (28/2/2019). Agenda yang akan dibahas dalam kesempatan tersebut yakni persetujuan stock split dari para pemegang saham.
ZINC berencana melakukan stock split dengan rasio 1:5 per per lembar Rp100 per saham menjadi Rp20 per lembar saham. Selain itu, perubahan pasal 4 anggaran dasar perseroan serta memberikan wewenang kepada direksi untuk pemencahan nilai nominal atas saham perseroan.