Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minat Lelang Sukuk Negara Capai Rp17,81 Triliun, Pemerintah Serap Rp8,66 Triliun

Minat investor atas lelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara yang digelar hari ini, Selasa (8/1/2018) mencapai Rp17,81 triliun, lebih tinggi dibandingkan penawaran pada lelang sukuk negara terakhir tahun lalu yang hanya Rp11,03 triliun.

Bisnis.com, JAKARTA — Minat investor atas lelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara yang digelar hari ini, Selasa (8/1/2018) mencapai Rp17,81 triliun, lebih tinggi dibandingkan penawaran pada lelang sukuk negara terakhir tahun lalu yang hanya Rp11,03 triliun.

Berdasarkan pengumuman Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Selasa (8/1/2019), pemerintah melepas 5 seri sukuk hari ini, yakni seri SPNS09072019 (new issuance, 6 bulan), PBS014 (reopening, 2 tahun), PBS019 (reopening, 4 tahun), PBS021 (reopening, 7 tahun) dan PBS022 (new issuance, 15 tahun).

Dari hasil lelang tersebut, penawaran terbesar investor masih terfokus pada seri-seri tenor pendek. SPNS09072019 mendulang penawaran Rp8,2 triliun, disusul PBS019 Rp5,08 triliun, dan PBS014 Rp3,74 triliun.

Sementara itu, PBS021 hanya mendulang Rp461,5 miliar dan PBS022 hanya Rp326 miliar. Rendahnya minat atas seri baru yang ditawarkan hari ini, yakni PBS002, menyebabkan pemerintah membatalkan seri ini dengan tidak menyerap seluruh penawaran yang masuk.

Total nilai yang dimenangkan pemerintah dari lelang kali ini adalah sebesar Rp8,66 triliun, masing-masing SPNS09072019 Rp2 triliun, PBS014 Rp1,8 triliun, PBS019 Rp4,45 triliun, dan PBS021 Rp405 miliar.

Yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan untuk masing-masing seri yakni SPNS09072019 sebesar 6,44156%, PBS014 sebesar 7,84523%, PBS019 sebesar 7,94089%, dan PBS021 sebesar 8,34943%.

Ramdhan Ario Maruto, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia, mengatakan bahwa hasil lelang kali ini cukup memuaskan dan mencerminkan masih tingginya daya tarik pasar Indonesia.

Keputusan pemerintah untuk membatalkan penawaran yang masuk pada seri baru PBS022 menunnjukkan pemerintah masih memiliki posisi tawar yang tinggi, sehingga tidak harus menyerap penawaran investor yang tidak terlalu menarik.

Ramdhan mengatakan, pasar obligasi Indonesia sedang kembali dalam tren menguat di awal tahun, ditopang oleh penguatan rupiah. Apabila kinerja rupiah ini bisa dijaga, pasar akan cenderung terus menguat sepanjang bulan ini.

“Akhirnya kini terlihat sama-sama punya bargain power baik pemerintah maupun investor. Saya rasa ke depan akan tetap bagus seperti ini,” katanya, Selasa (8/1/2019).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper