Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pacu 3 Proyek pada 2019, Ini Prospek Saham Antam

PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) tahun depan bakal menambah produksi yang berasal dari tiga proyek, yakni pabrik Feronikel di Halmahera Timur, pabrik Chemical Grade Alumina (CGA), dan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR). Bagaimana prospek sahamnya dan emiten logam lainnya?
Pekerja melakukan proses pemurnian dari nikel menjadi feronikel di fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) Pomalaa milik PT Aneka Tambang (ANTAM) Tbk, di Kolaka, Sulawesi Tenggara, Selasa (8/5/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Pekerja melakukan proses pemurnian dari nikel menjadi feronikel di fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) Pomalaa milik PT Aneka Tambang (ANTAM) Tbk, di Kolaka, Sulawesi Tenggara, Selasa (8/5/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA--PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) tahun depan bakal menambah produksi yang berasal dari tiga proyek, yakni pabrik Feronikel di Halmahera Timur,  pabrik Chemical Grade Alumina (CGA), dan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR). Bagaimana prospek sahamnya dan emiten logam lainnya?

Analis BNI Sekuritas Dessy Lapagu menyampaikan, komoditas logam yang berpeluang menguat pada 2019 ialah nikel. Pasalnya, volume permintaan cenderung bertumbuh, sedangkan pasokannya stagnan.

“Hal ini memberikan sentimen positif bagi ANTM dan INCO,” tuturnya saat dihubungi Bisnis, Kamis (20/12/2018).

Namun demikian, INCO terlihat masih berupaya menstabilkan kembali level produksi. Oleh karena itu, prospek ANTM tampak lebih meyakinkan seiring dengan sejumlah proyek yang sedang berjalan untuk pertumbuhan jangka panjang.

“Kami merekomendasikan beli terhadap ANTM dengan target harga Rp1.120 dalam 12 bulan ke depan,” imbuhnya.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Sharlita Malik menyebutkan, pasar nikel global pada 2019 akan mengalami defisit 120.000 ton, naik dari 2018 sejumlah 80.000 ton. Oleh karena itu, harga nikel dapat menguat menuju US$13.600 per ton.

Hal tersebut menjadi sentimen positif bagi ANTM dan INCO. Rekomendasi saham keduanya ialah beli dengan target masing-masing Rp980 dan Rp5.200.

Fundamental timah juga berpotensi menguat seiring dengan turunnya stok di London Metal Exchange (LME) ke level terendah dalam 10 tahun terakhir, sehingga harga pada 2019 dapat mencapai US$22.000 per ton. Kenaikan harga timah dapat mendongkrak saham TINS menuju Rp1.050.

PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) pada tahun depan bakal menambah produksi yang berasal dari tiga proyek, yakni pabrik Feronikel di Halmahera Timur,  pabrik Chemical Grade Alumina (CGA), dan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR).

Proyek Haltim berkapasitas 13.500 ton dalam nikel (TNI) mulai beroperasi pada pertengahan tahun depan. Diharapkan perusaahaan mendapat tambahan produksi 5.000 TNi.

“Nanti secara bertahap produksi akan kami tingkatkan. Kami juga berharap harga nikel 2019 berkisar US$13.200 - US$13.500 per ton ,” tutur Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo.

Adapun, pabrik CGA yang mulai beroperasi pada November 2018 dapat semakin meningkat produksinya pada tahun depan. Penjualan perdana sudah dilakukan ke Taiwan dan Jepang. CGA digunakan untuk memproduksi bahan pendukung komponen elektronik.

Pada awal 2019, sambung Arie, perseroan akan memulai produksi alumina dari proyek SGAR dengan kapasitas 1 juta ton per tahun. Proyek penghiliran ini akan menyerap bijih bauksit Antam sebagai bahan baku.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper