Bisnis.com, JAKARTA – Kekeringan dan curah hujan di bawah level rata-rata di hampir seluruh wilayah perkebunan kakao di Pantai Gading pada pekan lalu dapat membahayakan perkembangan tahap akhir tanaman untuk musim Oktober – Maret.
Pantai gading, produsen kakao terbesar di dunia, saat ini tengah dilanda kekeringan, yang terjadi sepanjang November hingga akhir Februari. Kekeringan tersebut bisa merusak buah kakao dan menyusutkan kelembapan tanah sehingga biji kakao yang dihasilkan akan berukuran kecil.
Sejumlah petani mengatakan bahwa mereka sedang dalam masa pengeringan biji kakao yang sudah dipanen pada awal Desember. Panen akan kembali dilaksanakan pada pekan depan, tapi untuk panen dalam jumlah besar baru akan dimulai pada Februari. Di wilayah Barat Soubre, petani mengatakan perlu lebih banyak curah hujan agar hasil panennya baik.
“Kami menantikan musim Harmattan. Dengan curah hujan tinggi, pohon kakao tidak akan mengalami kerusakah parah meskipun jika Harmattan-nya parah,” ungkap Koffi Kouame, petani di Soubre, dilansir dari Reuters, Rabu (19/12/2018).
Dari data yang dikompilasi Reruters, curah hujan di wilayah Soubre, termasuk kota Sassandra dan San Pedro, mencapai 7 milimeter pada pekan lalu, 3 milimeter di bawah rata-rata selama 5 tahun.
Namun, di wilayah Barat – Tengah Daloa, yang memproduksi 25% dari keseluruhan produksi Pantai Gading, para petani mengatakan bahwa mereka cukup senang dengan curah hujan yang ada sehingga bisa mendorong produksi.
“Kondisi cuacanya cukup bagus untuk buah kakao yang masih baru tumbuh. Jika hujan terus berlangsung selama dua pekan ke depan, tidak akan ada masalah,” kata Albert N’Zue, petani di Daloa
Curah hujan di wilayah Daloa, termasuk di kota Bouafle, mencapai 27,2 juta milimeter pada pekan lalu, 23,4 milimeter di bawah rata-rata selama 5 tahun. Sementara itu, di Barat Man, curah hujannya mencapai 25,2 milimeter pada pekan lalu, 21,8 milimeter di bawah rata-rata.
Curah hujan juga masih di bawah rata-rata di wilayah Selatan Agboville dan Divo, di Tengah Bongouanou dan Yamoussoukro, dan di Timur Abengourou. Adapun, rata-rata suhu di wilayah pertanian kakao Pantai Gading berada di kisaran antara 25,80 – 28,25 derajat celcius.
Atas adanya prospek penyusutan pasokan karena kekeringan tersebut, harga kakao di bursa Intercontinental Exchange (ICE) tercatat melambung 41 poin atau 1,84 % menjadi US$2.271 per ton. Sepanjang tahun, harga kakao sudah mencatatkan kenaikan harga hingga 20,03% secara year-to-date (ytd).