Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Cadangan Stabil & Eskpor Melambung Kerek Harga CPO Berjangka

Cadangan minyak kelapa sawit di Malaysia kemungkinan akan stabil pada September karena ekspor dari produsen CPO terbesar kedua di dunia melonjak ke titik tertinggi selama tiga dekade meskipun produksinya merangkak naik.
Mutiara Nabila
Mutiara Nabila - Bisnis.com 04 Oktober 2018  |  20:51 WIB
Cadangan Stabil & Eskpor Melambung Kerek Harga CPO Berjangka
Ilustrasi. - JIBI

Bisnis.com, JAKARTA – Cadangan minyak kelapa sawit di Malaysia kemungkinan akan stabil pada September karena ekspor dari produsen CPO terbesar kedua di dunia melonjak ke titik tertinggi selama tiga dekade meskipun produksinya merangkak naik.

Data Malaysian Palm Oil Board menunjukkan cadangan minyak kelapa sawit (crude pam oil/CPO) diperkirakan totalnya mencapai 2,49 juta ton pada September, tidak berubah dari jumlahnya pada Agustus. Ekspornya naik sekitar 50% menjadi 1,65 juta ton, kenaikan bulanan terbesar sejak Maret 1991.

Sementara itu, produksi CPO Malaysia naik 15% menjadi 1,86 juta ton, kenaikan terbesar sejak Maret dan mencapai jumlah tertinggi sejak November tahun lalu.

Analis perkebunan di MIDF Amanah Investment Bank Bhd. Alan Lim menyatakan bahwa ekspor CPO Malaysia melonjak pada September karena pajak ekspor Malaysia dihapuskan menjadi 0%, sejalan dengan pelemahan harga CPO sebelumnya.

“Dengan Malaysia yang kini mempertahankan ekspor bebas pajak pada Oktober ini, pengiriman diperkirakan akan semakin kuat, jadi harganya mungkin masih akan naik tapi dengan laju yang lebih lambat,” kata Alan, dikutip dari Bloomberg, Kamis (4/10/2018).

Harga patokan CPO di Bursa Malaysia Dervatif (MDE) sudah mencatatkan penurunan lebih dari 12% sepanjang 2018 karena kenaikan produksi dari dua produsen terbesar dunia, Indonesia dan Malaysia, bersamaan dengan kekhawatiran akan permintaan dari India dan Malaysia.

Kenaikan produksi pada September tersebut jauh dari kenaikan produksi dengan rata-rata 2% selama 10 tahun terakhir. Kestabilan jumlah cadangan tersebut dapat menopang harga CPO untuk jangka pendek.

Impor Malaysia pun turun, diperkirakan hanya mencapai 70.000 ton dibandingkan dengan jumlah pada Agustus mencapai 80.191 ton. Selain itu, konsumsi CPO domestiknya akan berkisar antara 240.000 dan 330.000 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

komoditas harga cpo
Editor : Pamuji Tri Nastiti

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top