Bisnis.com, JAKARTA - PT Danareksa Investment Management dalam waktu dekat akan meluncurkan dua produk investasi alternatif berbentuk reksa dana penyertaan terbatas (RDPT).
Produk tersebut akan menggunakan underlying asset proyek di sektor energi dan logistik. Adapun total dana yang ditargetkan dari penerbitan dua RDPT itu mencapai Rp600 miliar.
"Tapi saya belum bisa ungkapkan perusahaannya apa, karena sekarang masih dalam pembahasan. Yang jelas nilainya Rp500 miliar sampai Rp600 miliar," kata Direktur Utama PT Danareksa Investment Management Marsangap P. Tamba kepada Bisnis.com, Selasa (21/8/2018).
Dua proyek tersebut, kata dia, masing-masing dikerjakan oleh pihak swasta dan satu proyek dikerjakan oleh badan usaha milik negara (BUMN). Hanya saja, Marsangap tidak bersedia menyebutkan proyek mana yang dikerjakan perusahaan pelat merah.
Sementara itu, terkait dengan jadwal penerbitan kedua RDPT itu akan diupayakan dalam waktu dekat. Perseroan sendiri menargetkan penerbitan paling lambat dilakukan pada akhir tahun. "Kami usahakan bisa diterbitkan tahun ini juga," imbuhnya.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, Marsangap sebelumnya mengatakan bahwa salah satu dari dua RDPT itu adalah penyertaan saham di Bandara Kertajati yang terletak di Majalengka, Jawa Barat. Adapun nilai dari RDPT Kertajati ini sekitar Rp450 miliar dengan tenor selama 5 tahun.
Selain menerbitkan RDPT, Danareksa juga akan menerbitkan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA). Namun kata dia, penerbitan instrumen investasi ini bakal tertunda.
"KIK EBA kemungkinan akan tertunda, karena kami harus memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi market," ujar Marsangap.
Danareksa memang beberapa kali menerbitkan produk investasi alternatif. Tahun lalu, perseroan menerbitkan KIK-EBA dengan PT Indonesia Power. Produk bertajuk EBA Danareksa Indonesia Power PLN-1 itu bertenor lima tahun dengan target dana maksimal Rp 4 triliun.