Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakin dan optimistis, nilai tukar rupiah yang kini berada di level 14.300 per dolar AS, akan kembali menguat ke posisi fundamental.
Keyakinan itu disampaikan Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso merespons prediksi beberapa ekonom yang menyatakan rupiah akan terus melemah hingga mendekati level Rp17.000 per dolar AS.
Dia tidak menjelaskan secara spesifik penguatan nilai rupiah. "Saya yakin rupiah akan menguat ke level fundamental yang saya katakan sebagai new normal," ujar Wimboh pada acara halal bi halal dengan pimpinan media di kantor OJK, Rabu (11/7/2018).
Menurut dia, OJK bersama dengan bank sentral telah menyiapkan sejumlah langkah untuk mendorong penguatan rupiah dengan memperbesar cadangan devisa dan menjaga agar devisa yang ada tidak banyak keluar.
Langkah utama akan dilakukan adalah memacu ekspor. "Penyaluran kredit ekspor akan kami dorong," katanya.
Selain itu, katanya, pemerintah juga akan memberikan insentif, termasuk tax holiday, kepada investasi di sektor riil yang berorientasi ekspor.
Baca Juga
Pemerintah juga akan berupaya keras menjaga agar investasi yang ada tidak hengkang ke negara lain, terutama penanaman modal yang berorientasi ekspor.
Dia mencontohkan industri pertekstilan di Jawa Barat mulai tertekan oleh upah buruh yang kian mahal, akan diberikan insentif relokasi pabrik ke provinsi lain seperti Jawa Tengah yang upah minimum regional (UMR)-nya lebih rendah.
"Industri tekstil itu kan berorientasi ekspor. Nah, industri semacam ini akan diberikan insentif relokasi ke wilayah yang UMR-nya masih murah sehingga mereka tidak hengkang ke negara lain," jelasnya.
PARIWISATA
Sektor turisme juga akan dipacu karena sektor ini menghasilkan devisa cukup besar.
Pemerintah telah menetapkan empat destinasi wisata prioritas dari 10 destinasi yang akan dikembangkan, dengan mempercepat pengembangannya.
Dalam konteks ini, OJK akan mendorong perbankan untuk menyalurkan kredit investasi proyek infrastruktur, termasuk pembangunan hotel-hotel berbintang, di empat destinasi prioritas.
"Oleh karena itu, problem akses dan konektivitas antardestinasi akan segera diberesi. Promosi wisata juga akan ditingkatkan agar turis asing mau datang ke sini."
Wimboh menambahkan penggunaan biodisel, juga akan didorong agar impor minyak bumi bisa dikurangi sehingga tidak menguras devisa.