Bisnis.com, JAKARTA—Moody’s Investor Service telah melakukan peninjauan untuk menurunkan peringkat B1 keluarga perusahaan PT Lippo Karawaci Tbk. serta peringkat surat utang Theta Capital Pte. Ltd., anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Lippo Karawaci.
Obligasi ini dijamin oleh Lippo Karawaci dan beberapa anak perusahaannya.
"Tinjauan untuk downgrade mencerminkan keprihatinan kami atas tata kelola perusahaan Lippo Karawaci yang melemah, karena perusahaan telah menunda pelaporan keuangan dan belum memenuhi kewajiban pelaporan tertentu di bawah perjanjian surat utang berdenominasi dolar-nya," kata Jacintha Poh, Wakil Presiden dan Senior Analis Moodys, dalam siaran pers, Rabu (11/4/2018).
Hingga 11 April 2018, perusahaan belum mengajukan laporan keuangan konsolidasi 2017 kepada Bursa Efek Indonesia. Moody's melihat bahwa ini adalah ketiga kalinya sejak tahun lalu Lippo Karawaci menunda pelaporan keuangannya.
Penundaan pertama laporan keuangan semester I/2017 per 30 Juni 2017 karena rights issue senilai Rp3 triliun dari PT Siloam International Hospitals Tbk. yang 51% sahamnya dimiliki perseroan. Rights issue selesai pada kuartal terakhir 2017.
Penundaan kedua dilakukan pada kuartal ketiganya per 30 September 2017 karena usulan rights issue-nya sebesar Rp600 miliar dan usulan rights issue Rp850 miliar oleh PT Lippo Cikarang Tbk. yang seharusnya selesai pada kuartal pertama 2018. Namun, belum ada pengumuman tentang perkembangan dari right issue yang dijamin oleh PT Ciptadana Sekuritas tersebut.
Lippo Karawaci telah menyampaikan bahwa penundaan itu disebabkan oleh rights issue Lippo Cikarang tetapi belum mengumumkan tanggal pengajuan hasilnya kepada bursa.
Moody's juga memahami dari sisi perusahaan bahwa mereka belum menyerahkan sertifikat, seperti yang dipersyaratkan di bawah kontrak obligasi dolar AS, yang menyatakan rincian dan perhitungan rasio cakupan biaya tetapnya sehubungan dengan empat kuartal terbaru dalam 90 hari setelah penutupan tahun fiskal akhir tahun.
Meskipun Lippo Karawaci dapat memperbaiki ketidakpatuhannya dengan mengajukan sertifikat dalam periode yang dipersyaratkan, Moody memandang ini untuk membatasi fleksibilitas keuangan perusahaan.
Obligasi dolar AS Lippo Karawaci menyumbang 79% dari total utangnya per 30 September 2017.
"Peninjauan untuk downgrade juga mencerminkan ekspektasi kami akan likuiditas yang lebih lemah di perusahaan induk jika usulan rights issue tertunda atau dibatalkan karena kemampuan Lippo Karawaci untuk menjual proyek di perusahaan induk tetap lemah," kata Poh.
Moody's menilai likuiditas perusahaan - yaitu aliran kas konsolidasi tidak termasuk arus kas perusahaan yang terdaftar (Siloam International Hospitals dan Lippo Cikarang) tetapi termasuk arus kas antar perusahaan seperti dividen dan hasil penjualan aset - menjadi lemah selama 12 bulan ke depan, karena hutang jangka pendek sebesar Rp1.336 milyar.
Moody memperkirakan risiko refinancing pada 2018 akan dimitigasi oleh ketersediaan fasilitas pendanaannya yang belum ditarik. Selanjutnya, sekitar setengah dari utang jangka pendeknya adalah pinjaman sindikasi $50 juta yang memiliki jatuh tempo yang dapat diperpanjang hingga September 2019.
Dengan asumsi perpanjangan pinjaman $50 juta, Lippo Karawaci akan memiliki $115 juta dari pinjaman sindikasi yang jatuh tempo pada September 2019. Selain itu, perusahaan memiliki profil jatuh tempo hutang yang relatif panjang karena senilai $410 juta dari obligasi dolar AS-nya akan jatuh tempo pada April 2022.
Reviews Moody atas peringkat LPKR akan fokus pada empat hal. Pertama, waktu Lippo Karawaci menyampaikan laporan keuangan audit 2017, opini auditor yang dihasilkan, dan kinerja operasi dan keuangan perusahaan.
Kedua, kemampuan perusahaan untuk memperbaiki kegagalan untuk memenuhi kewajiban pelaporan keuangannya di bawah syarat obligasi dolar AS. Ketiga, strateginya untuk meningkatkan kinerja operasi dan keuangannya, khususnya di tingkat perusahaan induk.
Keempat, hasil akhir dan waktu dari right issue dan implikasinya untuk likuiditas di tingkat perusahaan induk.
Jika Moody menilai Lippo Karawaci tidak dapat meningkatkan kinerja operasi dan likuiditas di level perusahaan induk, peringkatnya bisa diturunkan setidaknya satu tingkat.