Bisnis.com, JAKARTA - Emiten peritel, PT Mitra Adiperkasa Tbk. membukukan pertumbuhan pendapatan bersih 15% menjadi Rp16,3 triliun dari posisi Rp14,1 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan siaran pers Selasa (3/4/2018), laba usaha perseroan meningkat 26% year-on-year menjadi Rp1,1 triliun. Sementara itu, laba bersih meningkat 68% dari Rp208 miliar menjadi Rp 350 miliar pada akhir 2017.
Fetty Kwartati, Head of Corporate Communication Mitra Adiperkasa mengatakan, sebagai bagian dari restrukturisasi, perseroan siap melanjutkan langkah rasionalisasi merek, yang berdampak pada penutupan sejumlah gerai yang tidak memberikan keuntungan, serta penyisihan penurunan nilai persediaan dan kerugian penghapusan atau penjualan aset tetap.
Penutupan gerai yang tidak memberikan keuntungan, katanya, memberikan dampak baik pada kinerja MAPI. Adapun, laba bersih yang dinormalisasi MAPI pada akhir 2017 menjadi Rp551 miliar dan presentase laba bersih terhadap penjualan menjadi 3,4%.
“MAP akan terus mengoptimalkan semua lini usaha setelah melalui agenda transformasi 2014-2016. Perusahaan juga terdorong pertumbuhannya dengan pembukaan gerai di Vietnam dengan merek Zara, Massimo Dutti, Pull & Bear dan Stradivarius.
Pada tahun ini, MAPI akan terus berkembang meraih keuntungan dengan meningkatkan efisiensi dan didukung kuatnya kondisi makro ekonomi pada 2018.
Baca Juga
Hingga Februari 2018, MAPI mengoperasikan 1.912 gerai ritel di 70 kota di Indonesia. MAPI memiliki beberapa konsep gerai yakni departmen store, fashion & lifestyle, sports, food & beverage, kids dan lainnya.
Sebelumnya, BCA Sekuritas memprakirakan, MAPI menambahan 60 gerai Starbucks baru pada tahun ini, karena volume permintaan per gerai mencatatkan peningkatan.
BCA Sekuritas menilai, perbaikan dari segmen department store, terjadi karena MAPI telah menutup toko yang berkinerja buruk seperti Lotus dan Debenhams, dan mengubahnya menjadi toko khusus Debenhams di Senayan City menjadi Zara dan Bershka, yang berpotensi memberikan keuntungan lebih kepada MAPI.
Namun, risiko yang perlu diperhatikan dari emiten peritel ini adalah lemahnya daya beli, depresiasi rupiah dan terbatasnya ketersediaan toko. BCA Sekuritas memproyeksikan harga saham MAPI berpotensi mencapai Rp8,000 per saham. Lalu EV/EBITDA pada tahun ini berpotensi mencapai 7 kali.
Kuatnya brand toko khusus MAPI akan membuat laba bersih melejit. Dalam konsensus Bloomberg, MAPI diprakirkan tumbuh 53,56% pada 2018 menjadi Rp537,41 miliar dan pendapatan bakal tumbuh 13,14% menjadi Rp17,89 triliun hingga akhir tahun ini.
Dalam konsensus, dari 21 analis yang diriset, diperoleh hasil satu analis merekomendasikan sell dan 20 analis yang merekomendasikan buy untuk saham MAPI.