Bisnis.com, JAKARTA – Emiten infrastruktur telekomunikasi PT Sarana Menara Nusantara Tbk. melalui anak usahanya, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia atau Protelindo mengakuisisi PT Komet Infra Nusantara, cucu usaha PT Nusantara Infrastrucuture Tbk.
Aksi akuisisi tersebut memperkaya protofolio menara Protelindo yang saat ini memiliki total 14.800 tower di seluruh Indonesia. Adapun, Protelindo membeli Komet Infra Nusantara senilai Rp1,05 triliun, dengan jumlah menara sebanyak 1.500 unit.
Sekretaris Perusahaan PT Nusantara Infrastructure Tbk. Dahlia Evawani mengungkapkan bahwa perusahaan menjual bisnis menaranya karena berencana fokus pada pengembangan sektor air dan energi. Nusantara Infrastructure atau META memang berkecimpung di beberapa sektor infrastruktur dan energi.
“Kami akan fokus untuk mengembangkan sektor water treatment dan bisnis energi yang memiliki masa konsesi yang lebih panjang,” ungkapnya di Jakarta, Sabtu (24/3/2018).
Saat ini, Nusantara Infrastructure tengah berinvestasi pada lima lini bisnis berbeda yaitu menara telekomunikasi, jalan tol, air bersih, energi terbarukan, dan pelabuhan. PT Komet Infra Nusantara merupakan satu dari dua anak usaha perseroan yang bergerak di sector menara telekomunikasi.
PT Komet Infra Nusantara didirikan pada Februari 2009 dan saat ini telah mengoperasikan menara telekomunikasi beserta fasilitasnya di Sumatera Utara, Riau, Batam, dan sebagian besar wilayah Jawa dan Bali.
Adapun, Nusantara Infrastructure melepas seluruh kepemilikan sahamnya pada Komet Infra Nusantara yang dimiliki melalui entitas anak, PT Telekom Infranusantara. Komet Infra Nusantara memang bukan cucu organik META, karena Telekom juga mengakuisisi Komet Infra Nusantara pada 2014 lalu.
Saat dimintai keterangan, Wakil Direktur Utama PT Sarana Menara Nusantara Tbk. Adam Ghifari belum bersedia memberikan penjelasan detil terkait aksi akuisisi tersebut. “Pekan depan akan kami informasikan,” ungkapnya, Jumat (23/3).
Saat berkunjung ke kantor Bisnis Indonesia belum lama ini, Adam mengemukakan perseroan mengalokasikan 30% dari dana belanja modal tahun ini yang sebesar Rp2 triliun untuk membangun menara-menara baru.