Bisnis.com, JAKARTA – Research Analyst FXTM Lukman Otunuga menuturkan, ketidakpastian politik di Amerika Serikat yang mendorong ketertarikan pada aset safe haven menjadi keuntungan bagi emaseuntuk dapat bersinar kendati terus dibayang—bayangi tekanan dari kenaikan suku bunga The Federal Reserve.
Terpantau, pada perdagangan Kamis (15/3) pukul 10.45 WIB, harga emas Comex kontrak teraktif April 2018 naik 1,70 poin atau 0,13% menjadi US$1.327,30 per troy ounce. Harga emas spot juga naik, sebesar 2,24 poin atau 0,17% menuju US$1.327,09 per troy ounce.
Ketidakpastian politik di Washington makin terasa menyusul pemecatan Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson sehingga memicu pelemahan dolar AS serta meningkatkan proteksionisme AS.
“Dolar yang melemah mendukung kenaikan harga emas. Masalah proteksionisme dan drama politik ASmembuat investor gelisah sehingga emas dapat semakin berkibar,” kata Otunugadalam publikasi risetnya hari ini, Kamis (15/3/2018).
Dolar terpantau bertengger di bawah level 90,00 pada dini hari dengan pergerakan di kisaran 89,631—89,721. Secara year to date, greenback melesu 2,69%.
“Dalam jangka menengah hingga panjang, ekspektasi kenaikan suku bunga AS dapat menjadi rintangan bagi emas, namun bullish jangka pendek dapat mengambil untung dari ketidakpastian saat ini,” tambahnya.
Otunuga memproyeksikan, secara sudut pandang teknikal, emas tertekan dalam grafik harian. Penutupan harian yang tegas di atas US$1.330 dapat mendorong bullish kembali berkuasa ke US$1.340 per troy ounce sebagai level target berikutnya.
Namun, jika emas gagal untuk bertahan di atas US$1.324 per troy ounce, harga berisiko tergelincir ke level US$1.313 per troy ounce.