Bisnis.com, JAKARTA – Harga gandum mengalami pelemahan lantaran kondisi tanaman kembali stabil dan minat beli berkurang mengikuti lonjakan yang membawa harga sempat mencapai level tertinggi dalam 8 bulan.
Harga gandum di Chicago Board of Trade (CBOT) kontrak teraktif Mei 2018 ditutup turun ke level US$507 sen per bushel pada perdagangan Selasa (6/3).
Pelemahan berlanjut pada perdagangan Rabu (7/3/2018) pukul 11.50 terpantau turun 4,35 poin atau 0,84% menjadi US$502,75 sen per bushel. Harga sempat menyentuh level tertinggi 8 bulan pada 1 Maret 2018 sebesar US$515,50 sen per bushel.
Dilansir dari Reuters, Departemen Pertanian AS (USDA) pada Senin (5/3) dikabarkan menaikkan peringkat tanaman gandum di negara bagian atas di Kansas kendati kondisinya hanya meningkat menjadi 13%, naik 1% dari minggu yang lalu.
USDA pada hari Kamis mendatang akan merilis prospek penawaran dan permintaan bulanan untuk gandum, jagung dan kedelai. Beberapa analis memperkirakan agensi tersebut menunjukkan stok akhir gandum AS yang lebih besar akibat permintaan ekspor yang melemah.
“Pasar mengambil jeda hari ini menyusul kenaikan tajam baru-baru ini meskipun kekhawatiran latar belakang tentang kekeringan pada butir gandum AS dan Argentina tidak berubah,” kata Matt Ammermann, manajer risiko komoditas dengan INTL FCStone.