Bisnis.com, JAKARTA – Dalam skema holding migas yang tengah disusun, rencananya anak usaha PT Pertamina (Persero) yakni PT Pertamina Hulu Energi bakal mengakuisisi anak usaha PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. yakni PT Saka Energi Indonesia.
Dalam laporan kinerja sembilan bulan pertama 2017, tercatat total aset PT Saka Energi mencapai US$2,62 miliar. Total aset tersebut terdiri dari current aset senilai US$724 juta dan non-current aset senilai US$1,89 miliar.
Sementara itu, pada periode tersebut, Saka Energi mencatatkan pendapatan bersih senilai US$316,53 juta atau naik 52,56% dari US$209,45 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Hanya saja, beban pokok pendapatan Saka Energi pada sembilan bulan pertama 2017 juga mengalami peningkatan dari US$204,76 juta menjadi US$341,27 juta atau naik 66,67%. Saka Energi mencatatkan rugi bruto sebesar US$24,74 juta pada periode Januari-September 2017. Padahal, pada periode Januari-September 2016, Saka Energi masih mencatatkan laba bruto senilai US$4,68 juta.
Akhirnya, rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk membengkak menjadi US$123,29 juta pada periode sembilan bulan pertama 2017. Padahal, pada periode sembilan bulan pertama 2016, rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk hanya tercatat sebesar US$16,21 juta.
Kendati demikian, rasio utang terhadap ekuitas (net debt to equity) pada kuartal III/2017 sebanyak 0,46, sedangkan pada kuartal III/2016 sebanyak 0,48. Sementara, debt to EBITDA sebanyak 2,65 pada kuartal III/2017, sedangkan pada kuartal III/2016 sebanyak 3,12.