Bisnis.com, JAKARTA - Emiten tambang PT Delta Dunia Makmur Tbk., (DOID) menargetkan produksi batu bara pada 2018 meningkat 24,37% menjadi 50 juta ton dari realisasi tahun sebelumnya sejumlah 40,2 juta ton.
Direktur Keuangan DOID Eddy Porwanto menyebutkan, pada 2017 perusahaan merealisasikan produksi sejumlah 40,2 juta ton. Volume itu meningkat 14,53% dari tahun sebelumnya sejumlah 35,1 juta ton.
Sementara itu, volume produksi lapisan tanah penutup atau overburden removal pada tahun lalu mencapai 340,2 juta bank cubic meter (BCM). Angka tersebut meningkat 13,47% year on year (yoy) dari 2016 sejumlah 299,8 juta BCM.
Pada 2018, perseroan menargetkan produksi batu bara sekitar 45 juta-50 juta ton, naik 11,94% yoy-24,37% yoy. Volume pengupasan atau overbuden range diperkirakan meningkat dua digit menjadi 375 BCM-425 juta BCM.
"Kami targetkan produksi batu bara dan volume pengupasan naik di atas 10% dari 2017," tuturnya kepada Bisnis.com, Selasa (23/1/2018).
Peningkatan produksi dilakukan seiring dengan tren memanasnya harga batu bara global. Eddy menyampaikan, pada 2018 rerata harga batu hitam diperkirakan stabil di atas level US$80 per ton.
Pada penutupan perdagangan Senin (22/1/2018), harga batu bara Newcastle kontrak Februari 2018 naik 0,42% menjadi US$106,55 per ton. Harga memanas 6,44% secara year to date (ytd) setelah ditutup di posisi US$100,10 per ton pada 29 Desember 2017.
Untuk memacu produksi batu bara, sambung Eddy, perusahaan mengalokasikan belanja modal sejumlah US$200 juta-US$225 juta pada 2018. Jumlah itu naik dari realisasi tahun lalu sebesar US$195 juta.
Alokasi capex digunakan untuk peremajaan alat berat dan ekspansi. Sumber pendanaan mayoritas dari kas internal, sedangkan sebagian kecil dari pinjaman.