Bisnis.com, JAKARTA – Emas masih memanfaatkan momentum pelemahan dolar AS akibat RUU pajak AS yang masih belum rampung. Diperkirakan, harga logam mulia ini akan melanjutkan rally ke level US$1.268 per troy ounce.
Terpantau, pada perdagangan Kamis (21/12/2017) pukul 09.28 WIB, harga emas Comex untuk pengiriman Februari 2018 menguat 1,5 poin atau 0,12% menjadi US$1.271,10 per troy ounce.
Sementara itu, harga emas spot juga naik 2,17 poin atau 0,17% menuju US$1.267,74 per troy ounce.
Asia Trade Point Futures (ATPF) mengatakan bahwa melemahnya nilai tukar dolar AS kembali menjadi momentum penguatan dalam dua minggu perdagangan pada harga logam mulia ini.
“Berlarut-larutnya proses RUU pajak AS telah berdampak pada penguatan emas. Di sisi lain, positifnya data perumahan AS belum meredam gejolak harga emas,” kata ATPF dalam publikasi risetnya, Kamis (21/12).
Tercatat, penjualan rumah AS mengalami kenaikan hingga 5,6% menjadi 5,81 juta unit pada periode November 2017.
ATPF menambahkan, pada hari ini, sentimen lain yang akan mempengaruhi harga emas datang dari data Gross Domestic Product (GDP) AS kuartal III/2017.
Dalam riset yang terpisah, Monex Investindo Futures mengatakan bahwa pelemahan dolar membuat harga emas terus menguat meski RUU pajak AS diperkirakan akan rampung menjadi UU pada pekan ini.
“Beberapa analis menilai pasar telah mengantisipasi lolosnya RUU pajak tersebut, sehingga harga-harga telah price in,” katanya dalm publikasi risetnya hari ini.
Monex menuturkan, emas terlihat menguji resistan US$1.268 per troy ounce pada pagi ini. Kemampuan menembus level tersebut berpeluang menuju area US$1.274 per troy ounce.
Sementara itu, gagal menembus ke atas level US$1.268 per troy ounce, emas kemungkinan akan turun ke level support di US$1.262 per troy ounce. Penembusan level itu berpeluang membawa harga semakin lemah ke level US$1.256 per troy ounce.