Bisnis.com, JAKARTA – PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) bersiap untuk mencari pendanaan senilai US$350 juta untuk memuluskan konstruksi tamang seng anak usahanya, PT Dairi Prima Mineral.
Chief Operating Officer Bumi Resources Minerals Suseno Kramadibrata mengatakan anak usaha perseroan itu telah mengantongi izin produks untuk tambang timbal dan seng pada 18 Desember 2017.
Menurutnya, konstruksi tambang seng Dairi Prima Mineral akan memakan 22 bulan dan diharapkan bisa berproduksi pada akhir 2019.
Konstruksi tambang yang berlokasi di Sidikalang, Sumatra Utara itu diperkirakan akan membutuhkan investasi sebanyak US$350 juta yang sebagian besar investasi akan diperoleh dari bank di China.
Presiden Direktur Bumi Resources Minerals Andrew Neale mengatakan perseroan dan China Nonferrous Metal Industry’s Foreign Engineering and Contruction Co. Ltd. (NFC) telah memiliki kesepakatan akusisi 51% saham Dairi Prima Mineral senilai US$200 juta.
NFC juga akan mengantongi kontrak desain rekayasa, pengadaan dan kontruksi (engineering procurement and consturction/EPC) untuk mengembangkan tambang Anjing Hitam.
“NFC juga sepakat untuk membawa 80% pembiayaan untuk proyek ini. Total kebutuhan untuk pengembangan tambang ini sekitar US$600 juta. Ini akan menjadi investasi besar untuk Indonesia,” katanya dalam paparan publik, Selasa (19/12/2017).
Tambang Anjing Hitam memiliki cadangan terbukti sebesar 4,95 juta ton bijih dengan kadar seng 14,8% dan timbal 9,1% serta perak dengan kandungan 11,5 gram per ton. Tambang Lae Jahe memiliki cadangan terkira sebesar 5,17 juta ton bijih dengan kandungan seng 8,4% dan timbal 4,5% serta perak dengan kadar 3,3 gram per ton.