Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas mengalami kenaikan seiring dengan keraguan pasar terhadap reformasi pajak dan kekhawatiran terkait kenaikan suku bunga The Federal Reserve yang agresif pada 2018. Namun, hari ini diperkirakan harga emas tertekan seiring dengan berjalannya penyelesaian rekonsiliasi RUU pajak AS pada pekan ini.
Terpantau, pada perdagangan Senin (18/12) pukul 10.04 WIB, harga emas Comex kontrak pengiriman Februari 2018 menguat 0,30 poin atau 0,02% menjadi US$1.257,80 per troy ounce.
Adapun harga minyak spot turun 1,28 poin atau 0,10% menjadi US$1.255,16 per troy ounce. Pada penutupan perdagangan Jumat lalu, harga emas naik ke level US$1.256,44 per troy ounce dari level US$1.252,96 pada perdagangan sebelumnya.
Bill O’Neill, partner Logic Advisors di Upper Saddle River, New Jersey mengatakan, pada saat ini ada keraguan di benak pelaku pasar terkait kenaikan suku bunga The Fed yang lebih agresif pada 2018 di samping kekhawatiran realisasi reformasi pajak AS yang masih menjadi perdebatan.
Seperti diketahui, suku bunga yang lebih tinggi biasanya mendorong harga emas turun karena meningkatkan imbal hasil obligasi dan menguatkan dolar AS, sehingga mengurangi daya tarik bullion. Namun, emas masih mampu naik seiring dengan kekhawatiran dan keraguan pasar tersebut.
Kendati demikian, analis Societe Generale Robin Bhar mengatakan bahwa kenaikan emas tidak akan lama karena aset lainnya termasuk ekuitas, logam industri, dan bahkan bitcoin tampak menawarkan keuntungan yang lebih baik.
“Emas naik sekitar 9% pada tahun ini, sementara saham global dan logam industri menguat sekitar 20%, serta bitcoin melambung 1,74%,” kata Bhar, seperti yang dilansir dari Reuters, Senin (18/12/2017).
Adapun Monex Investindo Futures dalam publikasi risetnya mengatakan bahwa emas berpotensi melemah ke level US$1.244 per troy ounce akibat rampungnya rekonsiliasi pajak AS.
“Rampungnya rekonsiliasi RUU pajak AS dan voting untuk meloloskan RUU yang akan dilakukan pada pekan ini berpeluang membuat harga emas melemah pada hari ini,” katanya dalam publikasi risetnya hari ini.
Menurutnya, level support terdekat berada di level US$1.250 per troy ounce. Sementara tembus ke bawah akan mencapai level US$1.244 per troy ounce.
Sementara itu, level resistan terdekat berada di US$1.260 per troy ounce. Break ke atas akan membawa harga lebih tinggi mencapai US$1.264 per troy ounce.