Bisnis.com, JAKARTA--Selama 3 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, kapitalisasi pasar dua BUMN di sektor semen dan gas turun sekitar Rp135 triliun.
Penurunan kapitalisasi pasar terbesar dialami oleh perusahaan penyalur gas PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. (PGAS) sebesar 71% atau sekitar Rp103,7 triliun menjadi Rp40,48 triliun pada akhir pekan lalu dibandingkan dengan Rp144 triliun pada akhir Oktober 2014.
Sementara itu, pada periode serupa, kapitalisasi pasar PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) tergerus Rp31,5 triliun menjadi Rp62,5 triliun.
Pergerakan saham PGAS memang turut dipengaruhi oleh kinerja perusahaan yang relatif terus mengalami perlambatan dalam beberapa tahun terakhir.
Pada 2012, kinerja perusahaan mencapai US$890,88 juta dan terus turun menjadi US$804,45 juta (2013), US$711,17 (2014), US$401,19 (2015) hingga US$304,32 juta (2016).
Perusahaan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$50,28 juta per 30 Juni 2017, atau turun 67% dibandingkan dengan US$152,45 juta per 30 Juni 2016.
Hal yang sama melanda SMGR. Kinerja keuangan semua korporasi semen yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia, termasuk SMGR menurun karena sejumlah faktor, salah satunya adalah meluapnya penawaran semen di pasar (oversupply).
Kondisi itu diduga disebabkan banyaknya perusahaan semen yang beroperasi. Dengan demikian, produksi semen menjadi lebih banyak daripada yang dibutuhkan. Kondisi itu menyebabkan harga jual semen menjadi lebih rendah.