Bisnis.com, JAKARTA—Emiten jasa pelayanan penunjang kesehatatan PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA) menargetkan pertumbuhan laba bersih sepanjang 2017 dapat melampaui kenaikan nilai pendapatan.
Pada semester I/2017, laba tahun berjalan Prodia mencapai Rp58,75 miliar atau naik 50,28% year on year (yoy) dari sebelumnya Rp39,09 miliar. Dalam waktu yang sama, pendapatan naik 3,24% yoy menuju Rp 672,61 miliar dari semester I/2016 sejumlah Rp648,63 miliar.
Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty mengatakan, target pendapatan perusahaan pada 2017 setidaknya bisa tumbuh 13,45% yoy seperti tahun sebelumnya. Pada 2016, PRDA mengantongi pemasukan Rp1,36 triliun, dan mencatatkan kenaikan laba tahun berjalan sebesar 49,32% yoy sejumlah Rp88,13 miliar.
Meski memasang target pendapatan yang moderat, dia optimistis pertumbuhan laba masih akan lebih kencang dibandingkan kenaikan pemasukan.
“Kami selalu upayakan untuk itu [pertumbuhan laba melampaui pertumbuhan pendapatan], sehingga kami bisa kembali membagikan dividen. Semester I/2017 saja laba sudah tumbuh 50% lebih. Harapan masih ada,” tuturnya, Kamis (5/10).
Dia mengakui pada semester I/2017 perusahaan mengalami tantangan yang cukup besar, karena pergerakan dari pelanggan tidak sedinamis tahun sebelumnya. Fenomena ini mirip dengan industri ritel secara umum.
Apalagi sebagai industri layanan jasa penunjang kesehatan, PRDA tidak bisa melakukan pelayanan yang didorong untuk tujuan komersial semata. Oleh karena itu, pihaknya melakukan sejumlah strategi seperti meningkatkan jumlah tes, menambah outlet baru, dan mengembangkan layanan digital.
Saat ini Prodia mampu melakukan 700 jenis tes laboratorium, lebih tinggi dibandingkan perusahaan serupa di kisaran 100—200 tes. Setiap tahunnya, manajemen memang menargetkan minimal mengeluarkan 10 tes baru.