Bisnis.com, JAKARTA—Harga minyak mentah terkoreksi pada perdagangan pagi hari ini seiring dengan sikap pelaku pasar yang mencermati hasil survei Reuters perihal kenaikan produksi OPEC pada September 2017.
Pada perdagangan Senin (2/10/2017) puul 9.48 WIB, harga minyak WTI kontrak November 2017 turun 0,11 poin atau 0,21% menjadi US$51,56 per barel. Dalam waktu yang sama, harga minyak Brent kontrak Desember 2017 merosot 0,21 poin atau 0,37% menuju US$56,58 per barel.
Monex Investindo Futures dalam publikasi riset hari ini menyampaikan, harga minyak melemah pada sesi perdagangan Asia hari Senin, sekaligus menghentikan penguatannya untuk sementara setelah mencetak kenaikan sebesar 20% pada kuartal III/2017.
“Harga melemah setelah survei Reutersmenunjukkan kenaikan 50.000 barel per hari (bph) dalam produksi OPEC pada bulan September,” papar riset.
Harga minyak pada hari Jumat mencetak kenaikan kuartalan terbaik sejak triwulan II/2016 dan membukukan penguatan mingguan beruntun sejak Januari 2017. Memanasnya harga juga didukung oleh permintaan dari kilang di AS yang mulai beroperasi setelah penutupan karena badai Harvey.
Namun, produksi minyak dari Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) naik pada bulan lalu karena ekspor Irak yang meningkat dan tingginya produksi di Libya.
Baca Juga
Dalam riset berbeda, Asia Trade Point Futures (ATPF) memaparkan tekanan terhadap harga minyak sudah dimulai pada Jumat (29/9/2017). Pasalnya, Baker Hughes merilis data aktifitas sumur pengeboran minyak AS mengalami kenaikan sebesar 6 unit menjadi 750 unit.
Tim analis ATPF masih merekomendasikan buy untuk minyak WTI. Berikut analisis teknikalnya.
Support: US$51,32; US$51,01; US$50,80.
Pivot: US$51,53
Resistan: US$51,84; US$52,05; US$52,36.