Bisnis.com, JAKARTA--Tingginya Price Earnings Ratio (PER) indeks harga saham gabungan (IHSG) membuat para investor asing terus membukukan aksi jual bersih sejak 4 Juli 2017 lalu.
Puncaknya, Selasa (25/6) investor asing membukukan jual bersih sebesar Rp1,65 triliun dan membuat nilai beli bersih asing sepanjang tahun berjalan tergerus menjadi Rp6,56 triliun.
Pada penutupan kemarin, Rabu (26/7) nilai perdagangan mencapai Rp7,64 dengan volume 8,87 miliar. Investor domestik mencatatkan transaksi Rp5 triliun atau 66% dari total transaksi. Adapun, investor asing mencatatkan jual bersih Rp115,3 miliar.
Associate Director Sinarmas Sekuritas Jeffrosenberg Tan memaparkan saat ini tren global menunjukkan outflow di negara berkembang seperti Indonesia dan India.
Para investor asing melakukan aksi profit taking di pasar negara berkembang dan investasi baru di pasar Eropa. Tingginya PER menjadi salah satu faktor yang membuat asing keluar.
"Penyebab asing keluar memang bermacam-macam, tapi secara valuasi PER di Indonesia memang tidak murah. Investor mengkhawatirkan koreksi yang terjadi di pasar Amerika Serikat. Sehingga, lebih banyak menjual di pasar negara berkembang," ujarnya, Rabu (26/7).
Terkait PER, Jeff menjelaskan jika dibandingkan dengan negara lain di regional, Indonesia menjadi salah satu negara dengan PER tertinggi.
Jika merujuk data Bloomberg pada Rabu (26/7), PER Indonesia mencapai 24,04 kali. PER tersebut kedua tertinggi setelah PER China yakni 27,98 kali.