Bisnis.com, JAKARTA—Emiten produsen komponen otomotif PT Selamat Sempurna Tbk. menargetkan pertumbuhan 5% hingga 10% untuk penjualan dan laba bersih pada 2017.
Ang Andri Pribadi, Direktur Keuangan Selamat Sempurna, mengatakan target pertumbuhan kinerja tersebut tergolong konservatif karena kondisi industri tahun depan belum terlalu pulih dari pelambatan ekonomi.
Akan tetapi, pihaknya memiliki optimisme kinerja bertumbuh lantaran proyek infrastruktur terus digenjot pemerintah dan swasta. Hal tersebut dapat menggerakan roda ekonomi dan meningkatkan permintaan di pasar lokal.
Adapun di pasar ekspor, pihaknya ingin memanfaatkan kebijakan ekonomi presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump yang akan memberlakukan proteksi terhadap produk asal China dengan menggenjot impor dari luar negeri Tirai Bambu.
Sebagai gambaran, saat ini ekpor perseroan berkontribusi hingga 70% terhadap pendatan konsolidasian. Dari jumlah itu, Amerika Serikat menjadi negara penyumbang utama sebesar 17%.
“Target pertumbuhan tahun depan tergolong konservatif hanya 5% sampai 10% karena industri masih berusaha bangkit tapi kami punya optimisme di pasar luar dan dalam negerim,” katanya, Jumat (16/12).
Di sisi lain, ditanyai kinerja hingga akhir tahun ini dia enggan menjawab rinci. Menurutnya, kinerja perseroan bersandi SMSM tersebut pada 2016 akan lebih baik dari tahun lalu namun pertumbuhan di bawah 10%.
Pada 2015 pendapatan dan laba perseroan masing-masing Rp2,8 triliun dan Rp428 miliar. Sebelumnya, pada periode Januari-September 2016 perseroan membukukan pendapatan Rp2,044 triliun dengan laba bersih Rp328 miliar. Pendapatan itu naik sekitar 0,9% sedangkan laba bersih tersebut bertumbuh 0,2% dari periode yang sama tahun lalu.
Akuisisi
Ditanyai terkait pengembangan bisnis pada 2017, Andri menyebut pihaknya sedang melakukan penjajakan untuk melakukan akuisisi. Namun dia masih enggan menyebut rinci perusahaan yang akan diakuisisi dan besaran nilai investasi yang akan digelontorkan.
Dia memberikan gambaran, akuisisi akan dilakukan pada perusahaan komponen otomotif baik distributor ataupun produsen.
“Harus yang vertical integrated agar kami dapat memperkuat pasar dan memperbesar marjin. Jadi yang diakuisisi akan harus bergerak pada bisnis yang sama,” ujarnya.
Dia mengatakan, pihaknya sedang melakukan penjajakan dengan perusahaan di Vietnam dan Thailand. Pasalnya, perseroan ingin memperkuat posisinya di pasar Asia Tenggara. Pada tahun lalu, pihaknya pun sudah mengakuisisi perusahaan produsen dan distributor komponen otomotif asal Malaysia, Bradke Synergies Sdn Bhd.
Saat itu nilai akuisisi menacapai sekitar Rp200 miliar. Menurutnya, jika tahun depan perseroan melakukan akuisisi, dananya sebagian besar dapat berasal dari pinjaman bank dan penerbitan obligasi. Dia mengklaim, ruang bagi perseroan untuk memperoleh dana dari luar masih besar.
Dia mencontohkan, pihaknya bisa mendapatkan dukungan pinjaman bank yang terkategori fasilitas kredit modal kerja dari Mizuho Bank, Bank BCA dan Bank CIMB hingga sekitar Rp400 miliar.