Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KAWASAN INDUSTRI MOROWALI: Produksi Stainless Steel 2 Juta Ton Tahun Depan

Kementerian Perindustrian menargetkan produksi pabrik stainless steel di kawasan industri Morowali bisa mencapai 2 juta ton pada tahun depan
Ilustrasi./.Reuters-Sheng Li
Ilustrasi./.Reuters-Sheng Li

Bisnis.com, JAKARTA– Kementerian Perindustrian menargetkan produksi pabrik stainless steel di kawasan industri Morowali bisa mencapai 2 juta ton pada tahun depan.

Di luar agenda resmi, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melaporkan kepada Presiden Joko Widodo tentang perkembangan hilirisasi mineral terkini, salah satunya pengolahan nikel menjadi feronikel di kawasan industri Morowali yang baru dibangun.

Kepada Presiden, Airlangga menyatakan bahwa kapasitas pabrik stainless steel itu dapat ditingkatkan hingga 2 juta ton pada tahun depan. Sebelumnya, bisnis mencatat bahwa kementerian menargetkan kapasitas pabrik tersebut dapat mencapai 2 juta ton pada 2019.

“Dengan selesainya komplek yang investasinya hampir US$5,6 miliar ini maka produksinya bisa 2 juta ton stainless steel. Kita mencampur antara feronikel dengan krom yang diimpor dari Afrika Selatan,” katanya, di kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (28/9/2016).

Dia mengatakan potensi devisa yang didapatkan dari produksi stainless steel 2 juta ton mencapai US$4 miliar, atau 16 kali lipat dari hanya mengandalkan ekspor feronikel senilai US$240 juta.

“Kalau ekspor dalam bentuk feronikel itu 8 juta ton, harganya US$40 nilainya hanya US$240 juta. Sekarang, rencana produksi stainless steel 2 juta ton, harganya di kisaran US$2.000, mungkin hasil devisa bisa sampai US$4 miliar,” jelasnya.

Airlangga mengatakan hilirisasi memang banyak tantangan, namun saat ini untuk feronikel dan sejumlah komoditi lainnya cukup potensial untuk terus dikembangkan.

Selain itu, Airlangga juga memaparkan sejumlah rencana perluasan industri dalam negeri kepada Presiden, seperti PT Asahimas Chemical (Asahimas) yang akan ekspansi di bidang bahan baku kimia.

“Kita juga akan memperdalam di struktur industri otomotif. Jadi jepang akan investasi, Sumitomo untuk buat bahan khusus otomotif,” jelasnya.

Dia mengatakan bahwa kebutuhan bahan baku otomotif alam negeri baru mencapai 800.000 ton saat ini. Satu pabrik pun telah diresmikan bulan lalu, yaitu pabrik PT. JFE Steel Galvanizing Indonesia (JSGI).

“Saya mau dorong lagi supaya ada investor lagi untuk melengkapi yang 800.000 itu sehingga ada pendalaman di otomotif,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper