Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja KAEF Ditopang Obat Etikal, Lisensi dan Narkotika

Mayoritas pendapatan emiten farmasi PT Kimia Farma Tbk. hingga akhir tahun ini akan ditopang lini bisnis obat etikal, lisensi dan narkotika meski kontribusinya sepanjang semester I/2016 sedikit merosot dengan pertumbuhan terkecil

Bisnis.com, JAKARTA—Mayoritas pendapatan emiten farmasi PT Kimia Farma Tbk. hingga akhir tahun ini akan ditopang lini bisnis obat etikal, lisensi dan narkotika meski kontribusinya sepanjang semester I/2016 sedikit merosot dengan pertumbuhan terkecil.

Penjualan emiten pelat merah tersebut dari unit usaha obat etikal, lisensi dan narkotika sepanjang paruh pertama 2016 mencapai Rp1,30 triliun. Jumlah itu berkontribusi sekitar 52% terhadap total penjualan perseroan yang mencapai Rp2,48 triliun. 

Jika dibandingkan dengan raihan pada kurun waktu yang sama tahun lalu, pendapatan emiten bersandi KAEF itu melalui penjualan obat etikal, lisensi dan narkotika naik sekitar 11,3% dari Rp1,17 triliun. Pada periode tersebut kontribusinya mencapai 55% dari total penjualan Rp2,1 triliun.

Farida Astuti, Direktur Keuangan Kimia Farma mengakui jika kinerja pendapatan pihaknya hingga akhir tahun ini masih akan ditopang obat etikal, lisensi dan narkotika. Menurutnya hal itu belum akan berubah meski pertumbuhan sektor tersebut menjadi yang terkecil.

“Pendapatan dari obat etikal tersebut masih akan di atas 50% bagi perusahaan kami. Yang terbesar pertumbuhannya itu obat generik,” katanya belum lama ini.

Pertumbuhan penjualan obat etikal, lisensi dan narkotika sepanjang semester pertama 2016 pun masih di bawah penaikan persentase pendapatan konsolidasian perseroan yang mencapai 18,07%.

Sementara itu, kontribusi terhadap pendapatan terbanyak kedua pada paruh pertama tahun ini datang dari penjualan obat bebas atau over the counter (OTC) yang mencapai Rp503,33 miliar setara 21%. Penjualan OTC tersebut bertumbuh sekitar 15,1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp437,05 miliar, atau setara 21% terhadap revenue konsolidasian.

Adapun penjualan terbesar berikutnya datang dari obat generik yang mencapai Rp393,02 miliar. Jumlah itu naik sekitar 34,9% dari semester pertama tahun lalu yag sebesar Rp291,3 miliar. Kontribusi obat generik pada semester I/2016 mencapai 16%, sedikit lebih besar dari tahun lalu yang sekitar 14%.

Untuk penjualan alat kesehatan perseroan mengantongi Rp150,7 miliar pada enam bulan pertama tahun ini atau setara 6%. Penjualan itu naik sekitar 29,6% dari periode yang sama tahun lalu yang  mencapai Rp116,3 miliar.  Meski demikian, secara persentase kontribusinya masih pada kisaran yang sama.

Sementara itu, kendati penjualan bahan baku masih tergolong kecil, pertumbuhannya pada enam bulan pertama 2016 lebih besar dari penaikan pendapatan konsolidasian yaitu mencapai 20,3%. Penjualannya mencapai Rp112,6 miliar atau setara 5%. Pada semester pertama tahun lalu penjualannya hanya Rp93,6 miliar atau sekitar 4% dari pendapatan konsolidasian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper