Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kimia Farma (KAEF) Incar Dana Segar Rp1,3 Triliun

PT Kimia Farma (Persero) Tbk. dalam waktu dekat akan mendapatkan pinjaman bank sebesar Rp1 triliun. Emiten farmasi pelat merah itu pan bakal menerbitkan surat utang jangka menengah sebesar Rp300 miliar
Konsumen melakukan transaksi di salah satu apotek Kimia Farma. /Bisnis.com
Konsumen melakukan transaksi di salah satu apotek Kimia Farma. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - PT Kimia Farma (Persero) Tbk. dalam waktu dekat akan mendapatkan pinjaman bank sebesar Rp1 triliun. Emiten farmasi pelat merah itu pan bakal menerbitkan surat utang jangka menengah sebesar Rp300 miliar.

Farida Astuti, Direktur Keuangan Kimia Farma, mengatakan pinjaman Rp1 triliun tersebut akan segera didapatkan pihaknya dari tiga bank milik pemerintah.

“Kami dapat komitmen dari perbankan itu Rp1 triliun dari tiga bank milik pemerintah. Selain pinjaman bank, kami sebenarnya mau terbitkan MTN Rp300 miliar. Ini lagi proses, belum daftar OJK, mungkin September,” katanya, Rabu (3/8/2016).

Farida menyebut, dana tersebut akan digunakan pihaknya untuk pengembangan usaha dan modal kerja. Mengutip data perseroan yang di publikasikan Bursa Efek Jakarta (BEJ), emiten bersandi KAEF tersebut memang sedang gencar melakukan pengembangan infrastruktur dan usaha.

Pengembangan tersebut meliputi pembangunan fasilitas produksi pabrik Banjaran dengan kapasitas empat kali lipat dari pabrik yang ada saat ini. Pembangunan itu pun bertujuan merelokasi pabrik yang ada di Bandung.

Kemudian, pembangunan pabrik garam farmasi tahap II dengan kapasitas 4.000 ton dengan memulai konstruksi paruh kedua tahun ini. Ada pula pembangunan pabrik rapid test yang dimulai bulan ini dan akan selesai pada akhir 2017.

Kimia farma pun telah menandatangani MoU untuk mengakuisi 30 jaringan ritel kesehatan Dwaa Company di Jedah dan Mekah, Arab Saudi.

“Karena pengembangan banyak yang besar untuk Banjaran saja menyerap investasi hampir Rp1,2 triliun, selain itu seperti pabrik rapid test. Kalau untuk perusahaan Arab Saudi sedang proses due dilligence baru MOU nilainya belum,” ujarnya.

Akuisisi perusahaan ritel asal Arab Saudi ersebut untuk memperluas penetrasi pasar KAEF di luar negeri. Di Arab Saudi KAEF ingin menyasar pasar jamaah haji dan umroh. Rencananya, setelah Jedah dan Mekah, perluasaan jarinagn akan dilakukan ke Madinah.

Di sisi lain, dana dari pinjaman bank dan rencana penerbitan surat utang jangka menengah (MTN) akan didapatkan KAEF setelah emiten tersebut gagal melakukan right issue tahun ini. Awalnya, tahun ini perseroan berencana melakukan right issue dengan target dana mencapai Rp1 triliun.

Meski demikian, Farida mengatakan, pihaknya berharap pencarian dana melalui skema tersebut bisa direalisasikan tahun depan. Pihaknya berharap pada paruh pertama 2017 right issue bisa dilakukan.

Dia menambahkan, jika hal itu terealisasi, dengan perolehan dana hingga Rp1 triliun maka saham KAEF yang akan dimiliki publik berada di kisaran 15% hingga 20%. Saat ini, saham KAEF yang dimiliki publik mencapai 9,98%. “Dengan kebutuhan Rp1 triliun itu paling terdilusi sekitar 15%-20%,” terangnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper